Di kantor, Dhika tersenyum senang melihat istrinya menggunakan kartu yang dia berikan. Semakin tinggi nominalnya semakin puas Dhika melihatnya, terlihat dari senyumnya yang mengembang.
Kalo gini tiap hari, dia kan semangat kerja. Sekarang jadi alasan buat kerja keras, biar uangnya bisa di hamburin istri. Boy yang sedang berdiri di sisinya, mencuri pandang curiga tapi nggak berani nanya apapun.
"Sempurna," gumam Dhika. Boy semakin bingung. Sempurna untuk apa? Perasaan tidak ada proyek yang bisa membuat bos senyum-senyum sendiri kayak gini. Pikirnya.
'Apa mungkin karena nyonya?' batinnya.
Cia menghabiskan uang satu milyar lebih, dan itu membuat Dhika bahagia setengah mati. Setelah itu dia kembali fokus pada berkasnya, dengan harapan angka yang Cia keluarkan semakin tinggi.
"Selesaikan urusan dengan Elleana, dia sudah memilih universitas?"
"Sudah, dia akan melanjutkan S2nya di sana."