Dhika menghela napas pelan, udah sejam Cia di kamar mandi, pas dia coba deketin telinganya di pintu terdengar isakan kecil.
'Sakit hati?' Batin Dhika. Dia tidak mungkin berbohong dan mendukung istrinya begitu saja. Cia emang nggak punya bakat nyanyi walau dia hoby.
Dia aja yang sering denger sakit kepala bagaimana orang satu sekolah?
***
Di tempat lain tepatnya di rumah Cecil, dua sahabat Cia sedang rebahan sambil mikirin gimana caranya menghentikan gadis itu supaya nggak ikut lomba.
"Cia ngotot banget, gimana coba?" Galau Aneth.
Dia terus neror uang sepuluh juta yang belum di transfer sama Alex. Group ribut kayak pasar malam.
"Kita suport aja, tanggung malu sama-sama." Cecil nggak punya pilihan lain, dia nggak mau ribut sama sahabatnya itu.
"Suport kalau sesat mana boleh, nggak ingat itu kata-kata bijak Cia?"
"Gue ingat, dia-nya nggak mau gimana coba?" Cecil menghela napas pelan.
"Pusing gue mikir itu anak, besok gue racunin lagi. By the way, lo nggak ikutan?"
selamat membaca ya? jangan lupa tinggalkan jejak komentar biar makin semangat nulisnya