Davila hanya bisa menggelengkan kepala mendengar cerita Dean. Ia tidak menyangka jika adiknya yang biasa sangat teliti mendadak menjadi orang yang sangat polos dan masuk ke dalam jebakan perempuan licik seperti Leoni.
"Leoni itu tidak bisa dianggap remeh. Keluarganya orang kaya raya. Bisa membeli apa saja yang mereka mau. Termasuk dirimu jika dia mau. Papa kita memang pengusaha juga, tapi harus kita akui, kekayaan keluarga Leoni jauh di atas kita."
"Aku tidak mau kehilangan Kayo, Kak. Aku mencintai dia," kata Dean dengan lesu.
"Apa pagi tadi saat kau meniduri gadis itu kau tidak memikirkan Kayo? Aku tidak mempermasalahkan kejadian semalam yang sudah terjadi. Tapi, kebodohanmu di pagi hari itu yang aku pertanyakan."
"Aku memang bodoh,Kak. Tapi, tolong kau rahasiakan hal ini, ya?"
"Aku bisa menyembunyikan ini, tapi aku tidak tau kapan Leoni akan menebar racunnya. Ini baru permulaan, Dean."