"Wah, babe pasti sedang mimpi indah ya sampai senyum-senyum seperti itu?" racau Jeje ketika melihat bibir ayahnya melengkung.
Mendengar itu, Tuan Kim Jae langsung memasang wajah kaku. Malu sekali dia kalau ketahuan bahwa dia sebenarnya tidak tidur sejak tadi.
Jika dipikir-pikir lagi, memiliki anak seperti ini tidak buruk juga. Meski Jeje menunjukkan ketidakpintarannya, tidak seperti keluarga Kim yang terkenal akan kejeniusannya.
Tuan Kim Jae dapat memerintah-perintah anaknya itu semaunya. Baiklah, Tuan Kim Jae akan coba menikmati menjadi ayah yang selalu dipuja-puja oleh anaknya. Dia akan melupakan sejenak karakternya sebagai bagian dari Kim. Dia ingin menjadi Babe Kim seperti dahulu lagi di depan Jeje dan Jia.
Tuan Kim Jae menyadari bahwa sikapnya sudah berubah ketika Takahashi menjadi tetangganya dan menyeretnya kembali untuk menjadi sosok Kim Jae yang serius seperti dahulu. Bukan Babe Kim yang konyol seperti biasanya.