Matahari menyinari kehangatannya, terpantul dari jendela apartemen. Aku merasakannya dan juga lingkaran lengan kokoh di pinggangku, serta hembusan nafas hangat di belakangku. Aku membuka mataku, ketika ada rasa lembut mencium leherku.
"Mas ..." ucapku pelan, desiran aneh pun menyerang tubuhku.
"Pagi ..." bisikan berat terdengar, perlahan kubalikan tubuhku dan menghadapnya. Dia tak menolak. Dan kini kami saling berhadapan, tanpa sehelai benang pun di antara kami, malamnya kami sudah melakukan 'itu'. Memang bukan malam pertama kok ..
"Mas ..." ku sentuh mukanya, yang kembali banyak bulu kasar di wajahnya tumbuh kembali. Tapi tak keberatan, mau klimis atau seperti ini tak masalah. Tangan itu kembali menarikku merapat ketubuhnya yang tegap. Kurasakan sesuatu yang keras di sana. Aku tersenyum. Mungkinkah lelaki setiap pagi seperti ini ?
"Kenapa ?" tanyanya heran.
"Mas pengen ..." godaku, dia tertegun. Dan tertawa kecil.
"Kok ketawa ?" tanyaku.