ดาวน์โหลดแอป
83.67% Duke tua adalah wanita cantik / Chapter 82: 82. runaway

บท 82: 82. runaway

82. Melarikan diri

Para anggota Ksatria bayaran mulai bergerak secara terpisah dan berpencar ke beberapa bagian kota. Beberapa kelompok mulai membakar tempat-tempat tertentu untuk mengalihkan perhatian para prajurit istana. Karena itu pula, Venus, maxi dan Tristan dapat keluar dari gedung organisasi itu dengan lancar.

Dengan balutan jubah hitam yang menutupi  wajah dan tubuhnya, Venus mulai menyelinap perlahan, berbaur dengan penduduk kota untuk melewati pusat kota kerajaan emerland. Jalan keluar dari ibukota hanyalah gerbang yang terdapat di pusat kota.

Untuk memudahkan pelarian mereka, mereka mulai bergerak secara terpisah. Maxi dan Venus mengambil jalan kecil yang terdapat disudut kota agar tidak menarik perhatian, sementara Tristan bergerak dengan anggota Ksatria bayaran melalui jalan utama kota.

Ketika berjalan tidak terlalu jauh, Venus dan maxi hampir berpapasan dengan para prajurit istana, tetapi maxi menarik tangan Venus dengan cepat sehingga mereka dapat bersembunyi didalam gang gelap.

"Huh... Hampir saja. "

Venus menghembuskan nafasnya yang tertahan. Jika maxi telat menariknya, dirinya mungkin akan tertangkap oleh anggota pasukan kerajaan yang baru lewat tadi.

" Apakah kau baik-baik saja? "

Suara maxi terdengar sedikit cemas ketika menyadari hembusan nafas Venus yang terengah-engah.

Posisi mereka sekarang terlalu dekat, karena maxi menarik tangan Venus dengan tergesa-gesa, tubuh mereka terduduk di lantai sambil berhadapan, dengan posisi saling berpelukan. Wajah Venus menempel didada bidang maxi sehingga hawa hangat dari nafas Venus dapat terasa dengan jelas oleh maxi.

Badum.. Badum...

Tenanglah jantungku... Sialan, dalam kondisi seperti ini, jantung sialan ini malah berdetak dengan kencang. Posisi Venus terlalu dekat dengannya, saat ini jantung maxi serasa ingin meledak karena detak jantungnya yang terlalu cepat.

"Ng.... Max? "

Venus mengangkat wajahnya, sehingga mata coklatnya berpandangan dengan maxi.

"A... Apa? "

" Apa kau sakit? Suhu tubuhmu terasa semakin panas? "

Venus mengulurkan tangannya untuk menyentuh dahi maxi.

"A.. Aku baik-baik saja. "

"Tapi kau tidak terlihat baik-baik

saja max, Apakah kau yakin kau tidak sakit? Jantungmu berdetak cepat sekali? "

Venus menempelkan telinganya di dada maxi untuk memastikan detak jantungnya lagi. Saat ini posisi mereka terlalu dekat karena mereka harus bersembunyi dulu untuk beberapa saat.

Maxi segera menjawab dengan panik.

" Ini hanya karena aku terkejut, tadi kita hampir tertangkap! "

"Shhh"

Venus segera meletakkan telunjuknya ke bibir maxi sambil mendekatkan kepala ditelinga nya dan berbisik kecil.

" Jangan bersuara terlalu kuat, nanti para prajurit istana dapat mendengarnya. "

Maxi mengangguk pelan.

Saat ini maxi sangat bersyukur karena tempat persembunyian mereka adalah gang yang gelap, karena jika mereka bersembunyi ditempat yang terang, mungkin Venus akan melihat dengan jelas wajahnya yang telah memerah sempurna karena tersipu malu.

'Cepat lah berlalu. '

Posisi ini terlalu menyiksanya. Bersembunyi dengan posisi dekat saling berpelukan seperti ini dapat membuatnya hilang kendali. Disatu sisi dia ingin situasi ini cepat berlalu agar dia dapat melepaskan pelukannya, di sisi lain dia tidak ingin situasi ini berlalu karena hanya saat ini saja maxi dapat memeluknya seperti ini.

'Ah... Aku hampir gila.... '

Situasi yang melibatkan nyawanya ini malah membuatnya sedikit bersyukur. Mungkin saja pikirannya telah menjadi kurang waras.

*****************************************

 

"Duke, kebakaran terjadi lagi disekitar pasar! "

Laporan masuk tentang kebakaran yang terjadi di beberapa sudut kota membuat para prajurit menjadi kacau, perhatian mereka menjadi terpecah. Saat ini beberapa unit pasukan telah mencoba untuk memadamkan api.

" Sepertinya ini adalah rencana sesorang.. "

Rowan mulai berpikir sejenak, kebakaran ini bukanlah kebetulan untuknya. Semua bagian kota yang berbakar terlihat seperti pengalihan seseorang.

'Apa yang direncanakan oleh mereka? '

Tampaknya semua ini dilakukan untuk memecah prajurit kerajaan.

" Tuan Rowan, apa yang sedang anda pikirkan? "

Ariel yang berkuda disebelah Rowan terlihat memandangi nya dengan bingung.

" Kebakaran ini adalah jebakan. "

" Maksud tuan? "

Setelah berpikir dengan jelas Rowan telah memutuskan tindakan selanjutnya.

" Ini seperti pengalihan seseorang. Tampaknya putra mahkota berniat kabur dari kerajaan emerland malam ini. "

Rowan mengumpulkan prajurit yang tersisa dan segera memberikan aba-abanya.

" Mulai sekarang kerahkan prajurit untuk mencari di setiap bagian kota yang tidak terbakar api. Jangan pusatkan diri kalian pada kebakaran yang terjadi. Fokuslah dalam pencarian wilayah selain tempat terjadinya kebakaran. "

" Baik Duke! "

Jalan keluar? Jangan harap anda dapat melarikan diri malam ini, pangeran maxi de emerland aku bersumpah akan menyeret anda kedalam lumpur malam ini.

"Kita juga akan melanjutkan pencarian kita, nona Ariel. "

Ariel mengangguk kecil dan mulai memacu kudanya mengikuti Rowan.

*****************************************

Setelah berhasil berjalan jauh melewati gang kecil, akhirnya Venus dan maxi telah mencapai pusat kota.

"! "

"Bagaimana ini bisa terjadi? "

Maxi dan Venus terkejut melihat susana pusat kota yang dipenuhi oleh pasukan kerajaan.

Sama sekali tidak ada celah untuk kabur. Walaupun  beberapa orang Ksatria bayaran telah membakar tempat disekitar pusat kota, prajurit istana sama sekali tidak meninggalkan penjagaan mereka disana.

Para pedagang yang berjualan terlihat tidak jauh dari pandangan mereka. Maxi dan Venus segera berbaur untuk bergabung dengan sekelompok pedagang yang sedang manarik kereta dagangannya.

Deg.. Deg...

Jantung Venus berdetak dengan kencang, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Saat ini mereka telah melewati beberapa orang prajurit kerajaan. Dengan rasa cemas yang luar biasa, Venus terus menahan nafasnya.

Selanjutnya mereka akan melewati pasukan yang menjaga gerbang keluar. Puluhan prajurit terlihat berdiri tegak sambil mengamati para penduduk yang lewat.

Glup

Venus menelan ludahnya.

Apakah dirinya dapat berhasil melarikan diri malam ini? Tinggal sedikit lagi... Sedikit lagi dirinya dapat keluar dari ibukota. Hanya dengan melewati gerbang yang tidak jauh dari matanya itu.

"Tunggu!!! "

Suara seorang prajurit terdengar jelas memanggil mereka dari belakang. Venus dan maxi beserta para pedagang itu menghentikan langkahnya.

Jantung Venus terasa seperti berhenti sesaat. Situasi ini benar-benar berbahaya. Venus melihat kearah maxi yang berada disebelahnya. Mata merah itu bergetar hebat, sosok maxi juga terlihat sangat panik.  Maxi mengulurkan tangan besarnya dan mengenggam tangan Venus. Venus dapat merasakan bahwa tangan maxi sedang bergetar hebat karena cemas.

" Venus jika terjadi sesuatu, kau harus dengarkan aba-aba ku. "

Maxi berbisik dengan suara pelan.

Mendengar penjelasan maxi, Venus mengangguk kecil.

Para prajurit itu mendekati mereka dan mulai memeriksa wajah para pedagang itu secara satu persatu.

Sampai akhirnya langkah para prajurit itu mendekati maxi dan Venus.

"Buka tutup kepala kalian!! "

Maxi menelan ludahnya dan segera menarik pedang dari samping pinggangnya.

" Sekarang!!! Larilah Venus!!! "

Dengan cepat maxi mendorong Venus untuk menjauh dan tidak lama setelah itu bunyi benturan pedang terdengar dari telinga Venus.

"Max... "

"Cepat pergi!!!? "

Para prajurit telah menemukan maxi. Semua pasukan kerajaan berlari kearahnya sambil mencabut pedang mereka. Maxi berusaha untuk melawan para prajurit itu seorang diri untuk memberikan jalan kabur untuk Venus.

Venus berlari kencang kearah garbang keluar, air matanya terus mengalir tanpa henti.

Bagaimana ini? Maxi telah tertangkap oleh mereka! Apa yang harus aku lakukan? Jika aku tidak melarikan diri, tidak akan ada jalan keluar untuk menyelamatkan maxi. Aku harus kabur dan mendapatkan sisa artefak itu, hanya dengan cara itu maxi dapat terbebas dari seluruh permasalahan sihir hitam.

Cepat..... Jangan sampai tertangkap.....

Venus berlari sekencang mungkin, pandangan matanya sudah mulai kabur karena airmata.

Sedikit lagi...

" Sedikit lagi... "

Duk

Tubuhnya menabrak seseorang, seketika

Itu Venus terjatuh ke lantai dengan kencang.

" Venus"

Mata Venus terbelalak melihat sosok yang berada didepannya itu.

"Ro.. Wan..! "

Tidak.... Ini tidak boleh terjadi, bagaimana dia dapat ditemukan oleh Rowan di dalam situasi seperti ini?

Venus segera berdiri dan mencoba untuk kabur darinya. Tetapi tangan besar Rowan menangkap bahunya  dengan kencang sehingga Venus tidak dapat bergerak.

"Lepaskan!!! "

Venus menendang kedua kaki Rowan dengan kuat, tangannya terus memukul dada Rowan agar Rowan melepaskannya. Tetapi tubuh Rowan masih tetap kokoh seperti patung yang tidak dapat bergerak.

"Lepaskan aku Rowan!!! "

"Tidak!!! "

".... "

"Aku tidak akan melepaskanmu lagi Venus! "

Mata Venus memandang tajam kearah Rowan. Wajah Rowan terlihat sangat menakutkan.

" Kau... Kau sudah tidak waras! Lepaskan aku! "

"Kenapa kau terus pergi dariku Venus? "

Mata Rowan terbelalak, pupil matanya bergetar hebat sambil memandangi wajah Venus.

" Bukankah telah ku katakan bahwa kau dapat membuat ku gila!!! "

"Lepaskan!! "

" Kau telah membuatku seperti ini Venus!! "

Rowan mengencangkan genggamannya sehingga bahu Venus menjadi memar, gengaman tangan Rowan terasa begitu menyakitkan.

"Tampaknya aku harus mengurungmu ditempat lain.... Tempat sebelumnya terlalu mudah untuk ditemukan. "

Rasa mengerikan telah merambat kedalam tubuh Venus. Pikiran Rowan telah tidak waras. Jika dia jatuh didalam gengaman Rowan, dia tidak akan dapat kabur lagi. Lelaki gila ini berencana untuk mengurungnya lagi.

"Aku membencimu! "

Dengan segenap kekuatan yang tersisa, Venus berteriak dengan kencang. Mata yang dibasahi airmata itu menatap Rowan dengan tajam.

" Venus.... Kau akan berubah pikiran, saat ini kau berpikir seperti itu karena kau dipengaruhi oleh putra mahkota. "

" Kau gila!!!! Aku begini tidak dipengaruhi oleh siapapun! Semua ini karena dirimu Rowan!!!! Semua ini karena mu Rowan van trochel? "

Deg!

Aura Rowan menjadi semakin gelap, wajahnya terlihat seperti akan membunuh seseorang.

" Sialan! Aku akan membunuh maxi de emerland sekarang juga! "

"Tidak!!!! "

Para prajurit trochel mulai mendekati mereka.

" Bawa Venus kembali ke kediaman trochel! "

"Tidak!!!! Rowan van trochel lepaskan aku!!! Lebih baik aku mati dari pada dikurung olehmu seperti binatang! "

Kedua lengan Venus telah ditahan oleh para Ksatria trochel. Rowan mengubah ekspresi wajahnya lagi dan mulai mendekati Venus.

Tangannya mengelus wajah Venus dengan lembut.

" Aku tidak akan membiarkan mu mati Venus. Kau pasti dapat disembuhkan, aku akan memastikan kau meminum obat itu... "


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C82
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ