Sejak tadi sore Dayana tidak membuka handphone nya, ternyata sudah banyak pesan yang masuk.
Jonathan : Dayana... Kata Dian loe hari ini nggak masuk karena sakit? Sakit apa? Please bales dong...'
List pertama pesan yang masuk dari Jonathan.
'Iya kemaren jatuh, jadi nggak bisa masuk sekolah hari ini'.
Dayana membalas pesan Jonathan.
~Group Chat The Genggeus~
Riska : 'Gimana keadaan loe, kaki loe udah mendingan?'
Dian : 'Dayana cepet sembuh yah, biar bisa sekolah lagi, kangen...🥰'
Vero : 'Iya biar loe bisa gabung nonton drakor sama gue😜'
Alisha : 'Semoga lekas sembuh Day'
Patton : 'Get well soon my Day'
'Makasih temen-temen atas doanya. Kakiku udah mendingan nggak kaya waktu pertama kemaren. Aku juga kangen banget sama kalian, jadi pengen cepet-cepet pergi sekolah'
Riska : 'Kita boleh main ke rumah loe nggak? Mau tau keadaan loe sekarang?'
'Boleh banget, dateng aja pintu rumah selalu terbuka buat kalian hehe. Nih alamatnya -Perum Graha Puri Recydence Blok Cempaka V no. 3-'
Satria masuk kamar Dayana untuk mengantarkan makan malam.
"Nih makan malamnya. Makan gih."
"Makasih Bang..." Dayana meletakkan handphonenya dan mengambil nampan yang dibawa Satria.
Satria duduk di tempat tidur Dayana.
"Gimana kakinya?"
"Udah mendingan Bang, nggak kaya kemaren" Dayana menyuapkan sendok ke mulutnya.
"Day.. Abang mau nanya sesuatu?"
"Hmm" Dayana masih fokus mengunyah makanannya.
"Kamu ada hubungan apa sama Anderu?" Dayana membelalakkan matanya.
"Hubungan apa?"
"Kamu lagi deket sama dia?"
"Enggak Bang, Dayana juga nggak kenal"
"Tapi kalo Abang lihat-lihat waktu di rumah sakit dia perhatian banget, sampai temen kamu pulang aja dia masih disana mau nungguin kamu"
"Iya karena Abang waktu itu yang minta tolong, jadi Kak Anderu nggak pergi"
"Kamu yakin nggak mau cerita ke Abang?"
"Cerita soal apa Bang? Ihh Abang nih ganggu makan malam Dayana aja deh" Dayana mulai kesal.
"Yakin nih..??"
"Hmm" Dayana menyuapkan makanan ke mulutnya lagi.
"Apa mungkin Anderu emang suka sama kamu?" Dayana tiba-tiba tersedak.
"Uhhuk..Uhhuk..." Satria langsung menyodorkan minum kepadanya.
"Abang ngomongnya ngaco deh, bikin Dayana keselek aja.." kesal Dayana.
"Makanya kalo makan pelan-pelan. Lagian nih kalo kamu emang nggak ada apa-apa sama Anderu ngapain kamu keselek denger omongan Abang?"
"Serius Bang, Dayana tuh nggak ada apa-apa sama Kak Anderu" Dayana mengangkat jari tengah dan jari telunjuknya membentuk huruf V. ~Mana mungkin Kak Anderu suka sama aku, waktu itu aja aku liat dia jalan sama cewek di mall~ batin Dayana.
Satria geleng-geleng tidak percaya.
"Nih Dayana cerita dari awal ya... Temen deket Dayana di sekolah ada lima, Feriska yang kemaren ketemu sama Abang, Dian, Veronica, Patton dan ada juga yang namanya Alisha. Alisha ini yang punya rasa sama Kak Anderu, tapi temen Kak Anderu malah memendam rasa sama Alisha"
"Temen-temen kamu tau kalo Alisha suka sama Anderu?" potong Satria.
"Taulah orang Riska yang cerita ke Dayana."
"Oke lanjut"
"Jadi di sekolah, dulu ada geng cowok-cowok gitu, tapi udah pada lulus. Tinggal Kak Anderu, Kak Zwitson dan Kak Giovani. Mereka tuh anak-anak yang nggak mau bersosialisasi sama murid-murid yang lain, sampai di kantin pun mereka punya meja khusus buat mereka bertiga. Tapi mereka tetep digilai sama murid-murid cewek karena kegantengan mereka.
Di hari kedua Dayana masuk sekolah, Dayana nggak sengaja duduk di meja mereka, karna nggak tau dan temen-temen belum cerita soal mereka. Lalu Dayana dijahili sama mereka."
"Dijahili gimana?" tanya Satria.
"Waktu Dayana makan di gangguin gitu sama Kak Zwitson, beruntungnya Riska dan yang lain datang. Kak Zwitson langsung menjauh dari Dayana setelah tau Alisha datang. Kak Zwitson itu yang suka sama Alisha" jelas Dayan lebar.
Satria mengangguk mengerti.
"Sebenernya Kak Anderu tuh cuek orangnya, nggak murah senyum, malah kadang kasar. Memang Dayana akui dia cakep, cakep banget malah. Tapi menurutku buat apa punya wajah tampan tapi nggak punya attitude."
"Kasar gimana maksudnya dia berani mukul cewek?" tanya Satria penasaran.
"Enggak mukul juga. Tapi waktu itu di kantin ada cewek yang diam-diam ambil foto Kak Anderu, Kak Anderu tau terus dia bentak cewek itu suruh hapus fotonya."
"Ya mungkin karna privasi kali, Abang juga kalo jadi Anderu pasti bakal kayak gitu"
"Iya juga sih.. Tapi nggak cuma itu ada lagi, waktu di perpustakaan ada cewek yang bawa tumpukkan buku banyak nggak sengaja nabrak Kak Anderu waktu dia lagi nyari buku buat dia baca. Cewek itu langsung minta maaf, dan buru-buru beresin bukunya. Abang tau apa yang dilakukan Kak Anderu?"
Satria menggeleng.
"Kak Anderu langsung melengos pergi melewati buku-buku yang berserakan tadi, nggak bantuin cewek itu sama sekali. Menurut Dayana Kak Anderu nggak sopan, attitude nya kurang baik. Buru-buru deh Dayana langsung bantuin cewek itu. Makanya waktu dia nolongin Dayana kemaren, Dayana kaget, nggak salah nih anak yang selalu cuek di sekolah mau bantuin Dayana. Tapi setelah kejadian itu Dayana berpikir kalo Kak Anderu sebenarnya baik, tapi dia nggak pandai aja menyalurkan kebaikannya ke orang lain."
"Kamu nggak ngerasa kalo dia tuh berbeda sama kamu? Maksudnya lebih dari sekedar baik."
"Ya mungkin karna kebetulan aja"
"Kalo seandainya sikapnya tiba-tiba berubah, apa kamu mau menerima dia?"
"Ya nggak mungkin lah, kenal juga enggak.."
"Oke baiklah..." Satria menyudahi percakapannya soal Anderu.
"Habisin gih makanannya." perintah Satria.
"Udah ah, udah nggak mood makan. Abang sih ngajak Dayana ngobrol terus." kesal Dayana. "Bang kenapa sih tiba-tiba nanya soal Kak Anderu?"
"Ya nggak apa-apa cuma nanya aja. Sebagai Abang kan harus tau siapa yang lagi dekat sama adiknya, ya kan?"
"Siapa juga yang lagi deket sama dia.." gerutu Dayana.
"Iya udah, istirahat gih udah malem" Satria mengambil lagi nampan makanan Dayana.
"Iya Bang... Eh Bang tolong bilangin Bunda, besok temen-temen Dayana mau kesini, jadi suruh masak yang banyak yah?"
"Oke.. Good night"
"Good night, Abang"