"Oh, aku tak suka ini … ayo pikirkan sesuatu, Cindy."
"Ya. Aku tak suka. Pokoknya kalau kalau kamu tidak datang, kami juga tidak."
Caca dan Cici sudah bulat dengan keputusan mereka. Ini memang aneh. Kalau satu tak pergi, tiga-tiganya tak ada. Cindy merasa sangat tidak enak dengan keadaan itu. Terlebih lagi, salah satu dari Caca dan Cici sangat ingin bertemu dengan Rio—sang pujaan hati.
"No! Aku akan tetap pergi, Ca …."
Wajah Caca dan Cici berubah senang. Mendengarkan keinginan Cindy saja sudah membuatnya sangat senang. Mereka menjadi bersemangat. Semangat itulah yang membuat tiga gadis itu memutar otaknya untuk memikirkan sebuah rencana yang sangat brilliant.
"Kalau menurutku, kamu bisa saja pulang lama. Ayahmu … tidak akan sampai hati untuk menjemputmu, kan?"
Cindy tertawa dengan sangat keras. Oh, itu bahkan hal yang sangat mungkin dilakukan oleh ayahnya. Kalau hanya sekedar menjemputnya, ayahnya sangat sanggup melakukan itu. Kalau perlu, Cindy ditarik pulang.