Cindy telah menerima pesan singkat dari Sofi. Ia langsung tersenyum, saat menerima pesan itu. Dengan segera, ia menarik dua sahabatnya Caca dan Cici untuk berjalan lebih cepat lagi. Itu tentu saja membuat keduanya menjadi sedikit kesal. Mengapa tidak? Mereka sudah berjalan cepat sedari tadi dan masih juga diminta untuk menambah kecepatan.
"Oi, oi, oi … ini sudah kayak kecepatan cahaya kita jalannya kalau begini … jangan begitulah!" Cici mengajukan protes.
"Ayo cepat, mumpung Ibuku dan Kak Sofi sudah pergi dari rumah sakit. Aku tak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini. Kalian tahu sendiri kan resikonya bila terlambat. Aku juga mengkhawatirkan sesuatu. Jangan-jangan … Ibuku tahu jadawal kuliahku. Itu bukanlah hal yang baik."
"Kenapa?"
"Ia pasti langusng akan menghubungiku dan memintaku pulang bila aku tak pulang tepat waktu. Ibuku bukanlah orang bodoh yang tidak menaruh curiga pada apa yang aku lakukan, bukan? Tidak mungkin bila ia tidak memikirkan hal yang aku pikirkan juga …."