"Dan Gita. Gita anak perempuan kita satu satunya. Harapan kita, kebanggaan kita. Kemarin ayah sempat bingung dan ragu. Tapi setelah ayah ngobrol sama Barra, keputusan ayah jadi teguh. Barra memang laki-laki baik yang sayang sama anak kita, Bu. Jadi-"
"Jadi, kalau memang sudah waktunya ayah gak bisa lagi bersama-sama ibu buat jagain Gita, biarkan Gita dibawa Barra kalau mereka sudah menikah nanti, Bu. Biarkan anak kita itu belajar menjadi istri yang baik. Ayah yakin, Gita pasti mendapatkan kebahagiaannya bersama Barra,"
Pak Hasan melanjutkan ucapannya setelah berhenti sejenak. Dan ucapan tersebut berisi pesan yang haru bagi kebahagiaan puterinya itu.
Bu Lela hanya bisa melelehkan air mata kala suaminya mengatakan hal yang begitu menyedihkan seperti ini. Sedangkan Pak Hasan sendiri juga tidak mengerti apa dan mengapa ia mengatakan hal yang membuat istrinya sedih seperti ini.
***
Hai, Author kembali menyapa. Saya mau minta maaf untuk bab yang terkirim asal. Dikareakan mengantuk, saya jadi tidak fokus dengan isinya. Dan juga, Bab setelah ini yang salah terkirim akan langsung saya ganti dengan Bab GITA yang sebenarnya. Maaf untuk ketidak nyamanannya, Ya! Selamat Membaca..
Creation is hard, cheer me up!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.