"Mbak, ayam geprek yang satu paha, satu dada," ujar Hilman pada penjual ayam geprek perempuan yang melayani. "Dua-duanya pedas."
Sementara orang-orang yang menertawakan Laila hanya berbisik pada orang terdekatnya. Laila juga mendengar apa yang dibicarakan orang-orang itu.
"Mas, jangan makan di sini," kata Laila lirih. Ia tidak mau menjadi bahan pembicaraan. Karena ia tidak ingin orang lain berbuat dosa hanya dengan menggunjingnya. Sementara untuk menegur mereka, ia tidak berani. Jadi lebih baik menghindar.
Laila tidak pernah makan ayam geprek sebelumnya. Dan Laila pun tidak ngeh apa yang dikatakan Hilman tentang paha dan dada. Mengingat itu, ia sungguh malu. Apalagi pada orang-orang yang juga mengantri atau orang mendengar dari warung sebelah.
Hari yang semakin sore, Laila dan Hilman menunggu di warung ayam geprek. Menunggu yang lainnya dilayani. Menunggu orang yang lebih dahulu datang.
"Mas, ayam geprek dua, pakai nasi?" tanya wanita penjual ayam geprek itu.