Jimmy ke makam Tari yang terletak di kota Jakarta. Membawakan karangan bunga. Hembusan angin meniup poni rambutnya. Memperlihatkan sisi lain darinya sembari menatap makam. Di sampingnya, banyak sekali jejeran makam nama yang tidak dikenali, tertera di sana. Baik dalam bentuk nisan dari batu bata maupun hanya sebongkah kayu dituliskan warna hitam-putih. Seolah-olah Jimmy butuh teman untuk dihibur.
"Risma kah? Bikin kaget saja!"
"Habisnya, anda terlalu sibuk mengamati sih."
Risma membetulkan kacamatanya. Terlihat keenam orang sedang mengayunkan pedang. Tetapi dia tidak mengerti mereka mengacungkan ke arah mana. Kemudian, keenam orang tersebut membentuk sebuha lingkaran. Memegang senjata masing-masing. Risma kaget, salah satu dari mereka membawa senjata api.
"Apa yang kalian—"