Hari sudah semakin larut. Udara di luar begitu dingin, terdengar suara desiran ombak pantai yang menambah dinginnya suasana. Miko berjalan tak tentu arah. Tubuhnya mulai tak seimbang. Mungkin ia terlalu banyak minum. Satria mengikuti langkah sahabatnya itu pergi, ia sangat tidak tega melihat temannya sangat kacau.
"Kemana kau akan pergi selarut ini?" panggil Satria meneriaki Miko.
"Entahlah. Aku sendiri tidak tahu bagaimana aku akan mengobati lukaku!" kata Miko sedih.
"Apa kau tidak ingin menjenguk Kania, ia sedang sakit!" kata Satria.
"Apa? kenapa kau tidak bilang dari tadi?" kata Miko sembari berlari kencang untuk menemui Kania.
"Bukankah dia tadi berjalan sempoyongan, tapi kenapa sekarang bisa berlari sekencang itu?" kata Satria merasa heran.
Revan masih membelai-belai perut Kania. Mata Kania sudah mulai terpejam. Revan menatapi Kania sembari tersenyum.
'Gadis ini begitu imut jika tertidur' batin Revan.