Melihat Emaknya yang begitu terluka, Sullivan hanya mampu diam. Ia sendiri belum punya semangat untuk bangkit, dari rasa duka dan kehilangan yang sedang menggelayuti keluarganya. Pak Ali menunaikan salat subuh di ruang tengah, pria tua itu terlihat tegar dan biasa saja. Seolah tidak terjadi apapun dalam keluarga mereka.
"Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan kembali pada pemiliknya. Semua yang ada di dunia ini bukanlah milik kita. Harta, tahta, jabatan, anak, semuanya hanyalah titipan. Jika Sang Pemilik ingin mengambilnya kembali, apa hak kita harus marah padanya." Pak Ali berujar, lalu menutup Al-Qur'an di tangannya.
"Tapi, kami masih sedih Pak. Ilsan itu anak yang paling perhatian sama kita," keluh Bu Rom.
"Anak kita juga masih ada Sullivan dan Suryadi. Emak jangan lupakan itu," sahut Pak Ali, wajahnya mengulumkan senyum.