Setelah pulang belanja dari kota hari itu, Alea sama sekali tidak merasa tenang. Pasalnya saat mampir ke rumah saudara Nindya, ia merasa pernah kenal dengan Innes. Namun, ia sendiri tidak ingat siapa dan di mana mereka bertemu. Saat ia menolong seorang ibu tua dan memasuki rumah kontrakannya yang kecil. Alea merasakan perasaan yang sangat aneh dan belum pernah ia rasakan.
Sebuah perasaan yang terasa dekat, tapi seperti berjarak tanpa sekat. Alea masih merasa gelisah dan tidak fokus mengajar di sekolah. Kelelahan di jalan menjadi faktor mood nya berubah, sudah banyak yang ia lalui semenjak dewasa. Beruntung mentalnya terdidik oleh ullivan sejak kecil, Alea merebahkan tubuhnya di atas kasur busa di rumah Ambu. Ia merindukan Shireen dan ingin segera pulang ke Yogyakarta.
"Moms," gumamnya. Alea tertidur beberapa saat kemudian, dalam lelap tidurnya ia pun bermimpi.