Drama demi drama terus terjadi sejak pertunangan dilaksanakan. Shireen dan Ghailan yang selangkah lagi menuju pernikahan, malah terus mendapaat godaan untuk berpisah. Jiel, sang pengganggu sering sekali datang ke percetakan dengan berbagai alasan.
Sehingga, laporan terus Shireen dapatkan dari anak buah Ghailan yang dekat dengannya. Meski laporan mereka mengatakan bahwa Ghailan tidak pernah menemui Jiel. Shireen tetap saja takut, jika calon suaminya diganggu masa lalu.
Karena hatinya tidak merasa tenang, ia pun menghubungi Sullivan untuk bertemu. Di saat seperti ini, Shireen merasa hanya Sullivan yang bisa mengerti perasaannya. Mereka janjian untuk bertemu di kedai lesehan, dekat Pt Abinaya.
"Kenapa lo?" tanya Sullivan.
"Gelisah, Papa Om," jawab Shireen singkat.
"Gokil lo, Papa Om, apaan hahaha." Sullivan merasa geli mendengar panggilan tersebut.
"Ih, emang kenapa sih, biasa aja atuh. Sekarang kan, Om calon Papa mertua. Nanti aku panggilnya Papap!" tukas Shireen.