Beberapa hari ini Shireen merasa terganggu mimpi buruk terus menghantui pikirannya. Omongan Sullivan soal Alea, foto Ghailan dan Jiel yang memakinya saat di mall. Bagaikan kepingan puzzle yang harus ia pecahkan, mimpip buruk juga terus datang setiap malam.
Sosok seorang pria datang dalam mimpinya, terkadang pria itu duduk di sampingnya, mengusap kepalanya dengan lembut. Kadang pria itu membawanya bermain seperti anak kecil, anehnya ia melihat dirinya bahagia. Kata pembunuh selalu terngiang di telinganya, otaknya terus berpikir dia pernah membunuh siapa. Sampai ada orang yang begitu membencinya.
Alea terlihat sudah tertidur pulas, Shireen segera turun dari ranjang dan membereskan kamar. Aanak itu jika sedang manja memang kolokan, makanan harus dibawa ke kamar dan segala kegiatan dilakukan di sana. Mainan dan alat belajar berserakan di mana-mana, Shiren tidak pernah mengeluh karena sudah terbiasa dengan kegiatannya sehari-hari.