"Dah Reen, hubungan kalian rumit. Lebih baik kamu teguhkan hati saja. Mau lanjut dengan catatan atau berhenti lanjutkan hidupmu dengan orang baru. Sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu akan sulit, Shireen," saran Bude.
"Siap, makasih banyak Bude," sahut Shireen tersenyum getir.
Bude masuk ke dalam kamarnya yang berada di dekat pojok kamar. Shireen menghela napas dalam-dalam, bagaimana bisa Bude menyarankan hal seperti itu. Sedangkan melupakan adalah hal yang sulit dilakukan.
Shireen membuka ponsel dan melihat fotonya bersama Sullivan. Wajah manis pria itu lagi-lagi terbayang, mengingatkannya pada Kanada. Setelah sempat menjauhi Sullivan dan hidup terlantung di jalanan. Shireen tidak mau mengulang kebodohannya, ia bertekad akan bersama Ghailan apapun yang terjadi.
Sementara di pantai Ancol, Ghailan masih berusaha meredam amarahnya. Ia merasa terhina oleh ucapan Sullivan, karena mengatakan kelemahannya. Sejak dulu Ghailan paling tidak suka disinggung tentang hal tersebut.