Rudi menatap secangkir kopi yang ada di hadapannya, disinilah ia dicafe milik Tama, kini Ia berada dan sedang menunggu sang pemilik café yang sedang menemui kliennya. Lalu tak lama kemudian orang yang Ia tunggu tiba.
"Hai." Sapa Tama pada Rudi yang tengah duduk di kursi café dengan wajah yang sedikit lesu.
"Hai, apa kabar?" Rudi balas menyapa Tama yang sedang duduk di hadapannya.
"Tumben kamu kemari."
Rudi menarik nafas panjang, "Ada yang ingin aku bicarakan atau kamu ingin akui sesuatu padaku?"
Tama terkekeh, "Ada apa sebenarnya?" Tanya Tama.
"mengapa kamu tega merebut Zarima dari Alfredo, sedangkan kau tahu dia sahabat kita. Dan harusnya kamu sadar, jika tanpa Alfredo kamu tak akan bisa mempunyai semua ini, Tama."
Tama terdiam, sebenarnya apa yang di katakan Rudi semuanya benar, Alfredo yang membantu keluarganya untuk bangkit membanguncafe yang hampir bangkrut dan hingga kini café itu menjadi miliknya.
"Maaf kan aku." Ucap Tama.