"Hey cantik! Ayo gabung!" celetuknya sambil merangkul bahu Shena dalam dekapan kuatnya.
Shena berusaha melepaskan cengkraman itu, namun tangan kuatnya tak bisa di renggangkan oleh Shena. "Lepas!" ucapnya lembut.
Empat lelaki itu tertawa pekikikan. Memandangi wajah Shena dengan ketakutan kebahagiaan sendiri untuknya.
"Raya ini dimana?" kita pulang aja yuk?" Shena berbicara pelan ke arah gadis yang berdiri di belakangnya.
Namun, Raya hanya menyumbingkan senyuman. "Lo bukan teman gue Shen! Mulai hari ini, kita putus pertemanan!" jawabnya getir, dan memecah tawa di antara mereka.
Jantung Shena berdetak hebat, tubuhnya menggigil. "Kenapa ini?" pertanyaan itu mungkin dia yang bisa mendengarnya.
Shena berdiri cepat, berharap bisa berlari secepat mungkin. Namun, tangan Shena di cekal kuat oleh lelaki yang berada di sampingnya sedari tadi.
Lelaki itu membuka botolnya dan menyodorkan ke arah Shena, tentu gadis itu mengalihkan wajahnya, tak ingin meminum sesuatu yang tidak dia tau.