Hari Minggu siang yang tenang. Momen langka, yang sangat-sangat Tata nantikan kedamaiannya. Menunggu enam hari lamanya demi sebuah ketentraman tanggal merah. Penantian panjang yang berujung membanting ekspetasinya. Dan semuanya terjadi juga karena ulah dari mulut mini cerobohnya tadi pagi.
Drama Korea yang ia tonton dengan backsound alunan riang, sangat berbanding terbalik dengan suasana mood Tata yang mendung. Bola matanya sedari tadi bergulir malas ke samping dan ketabahan kedua telinganya yang mulai berdengung panas.
"Heh suami, kalau jadi normal kek biasa aja bisa ngga? Ngeri gue denger lo ngomong," amuk Tata sebal.
"Bisa, tapi permintaan gue tuker sama permintaan lainnya," balas Kaisar yang sudah masuk mode normalnya.
"Ribet banget sih idup lo nyet! Perasaan dari kemarin kalau ngga ribut ya permintaan. Variasi dikit kek, gelud misalnya," malas Tata dengan topik tentang permintaan yang berujung menyusahkan.