Michael memutar kedua bola matanya malas. "Lau, dengerin gue deh. Kondisi Zelene lagi sakit kayak gitu, gue gak tega. Kasihan dia, pasti Zelene terpuruk banget," ucap Michael dengan penuh penekanan di setiap kata-katanya.
Laura menggelengkan kepalanya cepat, hatinya sudah benar-benar hancur jika harus terus-menerus melihat kedekatan Zelene dan Galen. Jujur saja, setelah menyiramkan air panas ke wajah Zelene, tidak ada rasa penyesalan sedikit pun dalam diri Laura.
Meski sebenarnya Laura tahu, pasti nanti dirinya akan dipanggil oleh pihak sekolah. Tapi, Laura tidak peduli. Yang terpenting dendamnya terbalaskan dan emosinya tidak berkobar lagi seperti beberapa waktu lalu.
"Mau sampai kapan lagi, Michael? Kenapa harus ditunda lagi?" tanya Laura tak sabaran.
Michael menyunggingkan senyuman liciknya. "Pokoknya, lo ikutin aja kata-kata gue. Karena gue mau yang terbaik buat lo, oke? Kita tunda dulu aksi kita, gapapa ya?"