Regan tak bisa menunjukan rasa senangnya lagi. Matanya berkaca-kaca. Tanpa aba-aba ia berlari ke arah Ali dengan senyum bahagianya. "Papah!" teriak Regan seperti anak kecil.
Saat sudah berada di hadapan Ali, ia menatap wajah ayahnya. Air matanya menetes saat ia bisa melihat wajah Ali lagi. Wajah itu begitu bersih dan bersinar. Masih terlihat muda seperti dulu. "Regan kangen Papah," ucap Regan saat ia memeluk tubuh Ali yang begitu nyata ini.
Lelaki tampan itu melepas pelukannya. Ia mengelus rambut anaknya penuh kasih sayang. "Nggak bisa. Kamu nggak kasian sama Mamah? Sama Kak Syif? Kamu anak laki-laki. Tugas kamu menggantikan Papah buat jagain mereka, Nak."
Regan menatap Ali. "Apa Papah nggak kasian sama kita? Kenapa Papah pergi? Papah nggak tau kalau Mamah suka nangis kalau keinget Papah? Apa Papah tau Kak Syif suka ngelamunin Papah? Apa Papah tau kalau Regan suka sedih karena kehilanagan Papah?" tanya Regan bertubi-tubi.