"Mampus! Nih rasain lagi! Dingin 'kan?!" Aneska terus menyiram tubuh Regan dengan gerakan cepat dan brutal. Biarkan saja, ia tak lagi mempunyai belas kasihan pada cowok itu. Dia saja sangat tega melakukan hal itu padanya, ia juga harus begitu.
Bak mandi yang tadinya terisi penuh kini hanya sisa setengah karena ulah mereka yang sejak tadi bermain air dan juga saling membalas satu sama lain.
"Aduh woy! Airnya masuk ke hidung gue!" pekik Regan sambil mengusapi hidungnya yang terasa gatal.
Aneska berjalan mendekat ke arah Regan dengan satu tangan yang masih memegang gayung berisi air, tangan yang satunya merogoh saku celana Regan untuk mengambil kunci. "Ini dia," ujar Aneska senang setelah menemukan kunci itu.
Sebagai balasan terakhir sebelum keluar, ia menyiramkan segayung air yang sangat tepat mengenai wajah Regan. "Hahaha mamam tuh air!" Aneska membanting gayung merah itu ke lantai karena senjatanya itu tak ia gunakan lagi. Sekarang ia hanya ingin kabur dari sini.