ดาวน์โหลดแอป
7.75% 90 HARI MENCINTA / Chapter 27: MENUNGGU

บท 27: MENUNGGU

"Elena hamil, nak Dody. Dan, kami akan membawanya ke Singapura bulan depan," kata Zalina.

Dody menatap Zalina tidak percaya. Pagi tadi, Dominic meneleponnya dan memintanya datang atas permintaan Zalina dan Arjuna.

"Saya akan tetap pendirian saya untuk melamar Elena. Saya sudah bicara pada Ibu dan kakak saya. Awalnya mereka memang kurang setuju. Tapi, pada akhirnya mereka bisa mengerti. Sementara Ibu sudah mengatakan bersedia untuk melamar Elena. Bagi Ibu kebahagiaan saya adalah yang paling penting."

"Kau bisa menerima anak ini kelak, Mas? Dia bukan darah dagingmu, bagaimana jika di belakang hari kita hanya akan menghabiskan waktu untuk bertengkar hanya karena masalah anak ini?" tanya Elena.

Dody tersenyum dengan lembut dan menatap Elena.

"El, sama seperti Om Arjuna dan Tante Zalina mencintai kalian seperti anak kandungnya, begitu pula cintaku kepada anak itu kelak. Aku akan mencintai mereka seperti anak-anakku sendiri. Selama kau pergi, aku akan memantapkan hatiku dengan istiqarah disetiap waktu malamku. Dan, aku harap kau pun begitu."

"Baiklah, tapi jika boleh aku meminta tolong jangan pernah hubungi aku selama aku berada di Singapura, Mas. Aku ingin saat kita bertemu kita benar-benar memantapkan hati kita."

Arjuna menatap Dody, "Sanggup dengan persyaratan yang diberikan oleh Elena,nak Dody?" tanya Arjuna.

"Sanggup, Om. Insya Allah saya akan setia menunggu di sini."

**

Zalina menatap anak muda yang duduk di hadapannya dengan tatapan penuh kemarahan. Seandainya saja dia tidak ingat dengan profesinya ingin rasanya Zalina memberi pelajaran pada anak muda ini. Hakim telah menjatuhkan hukuman 14 tahun penjara kepada Mike dan 8 tahun penjara kepada Darren atas apa yang mereka lakukan kepada Elena. Beberapa hari lagi Zalina dan Arjuna akan membawa Elena ke Singapura. Namun, Zalina sengaja menyempatkan diri untuk mengunjungi Mike di LAPAS.

"Mau apa anda kemari? Untuk menunjukkan kemenangan? Supaya saya dan keluarga saya tau bahwa kalian bukan orang sembarangan? Supaya kalian bisa tertawa melihat saya mendekam di balik jeruji besi selama 14 tahun?" tanya Mike dengan sinis.

"Ya, sebetulnya saya ingin bertepuk tangan melihat kehancuranmu. Tapi, rasanya itu tidak akan cukup. Aku ingin sedikit menyiksa perasaanmu dengan sebuah kabar. Saya dan Papi Elena akan membawa Elena pergi jauh ke luar negeri. Dan, saya ingin mengatakan bahwa saat ini Elena tengah hamil. Dan, itu adalah anakmu. Jadi, saat kau keluar kelak, keluarlah dari tempat ini dengan penyesalan seumur hidupmu."

"Bohong! Elena tidak mungkin hamil!"

"Kenapa harus tidak mungkin? Saat kau melakukan itu pada Elena dia dalam masa suburnya. Ini surat keterangan dokter, dan ini foto USG. Memang belum berbentuk, karena masih sangat kecil. Tapi, simpanlah ini sebagai kenang-kenangan."

Zalina langsung bangkit berdiri setelah meletakkan surat keterangan dokter dan hasil foto USG milik Elena di atas meja, kemudian ia pun bangkit berdiri dan langsung melangkah pergi. Zalina tau, Mike sebenarnya sangat mencintai Elena. Niat Mike yang sebenarnya adalah membuat Elena mengemis padanya karena sudah menodainya. Tapi, rupanya Mike berhadapan dengan keluarga yang salah. Dia hanya mengenal Damian dan Liemey sebagai orangtua Elena. Tapi, dia sama sekali tidak tau bahwa ada Zalina dan Arjuna yang akan melindungi Elena dengan sepenuh hati mereka. Zalina menghela napas panjang ia pun segera mengemudikan mobilnya pulang.

Sesampainya di rumah ia melihat Elena dan Calista sedang duduk di meja makan sambil menikmati kolak pisang buatan Sutinah.

"Mami nggak dikasi ni," sapanya.

"Masih banyak di dapur, Mami. Arlina baru saja menghabiskan dua porsi kolak sebelum dia bermain di atas," kata Calista. Alih-alih mengambil sendiri ke dapur, Zalina memilih untuk mengganggu makan Calista sehingga gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Mami ini kebiasaan deh, suka ganggu aku makan," protesnya.

"Habis, nanti Mami pasti kangen ganggu kamu, kak kalau Mami di Singapura," jawab Zalina.

"Jakarta Singapura itu dekat, Mami," kata Calista.

Elena menatap Zalina dan Calista bergantian.

"Yakin kita akan berangkat? Mami tidak apa-apa tinggal di sana? Bagaimana dengan pekerjaan Papi?" tanya Elena.

"Dulu, berbulan-bulan Papi tidak ke kantor saat Mami mengandung adik-adikmu. Itu tidak menjadi masalah. Lagi pula seperti yang Calista katakan, Jakarta Singapura tidak jauh. Dua minggu sekali Papi bisa kembali ke Jakarta. Ingat, Cal selama Mami dan Papi tidak ada kau dan Dom bertanggung jawab. Ada apa-apa segera hubungi Mami."

"Mami, hal itu entah sudah ke berapa puluh kalinya Mami katakan. Aku mengerti, Mami."

"Pulang kuliah jangan pergi ke mana-mana jika tidak penting. Jika terpaksa pergi di malam hari, ajak kakakmu atau minta anak buah Om Sandy menemanimu."

"Iya, Mami."

"Setiap hari telepon Mami, ya."

Gemas mendengar ucapan Zalina, Calista langsung beranjak dan mengecup pipi Zalina. "Baik, Mamiku tercinta. Aku ingat semua pesan Mami, aku akan menjaga diri dengan baik."

Zalina tersenyum mendengar perkataan Calista. Ia percaya pada putri cantiknya itu. Selama ini Calista selalu dapat menjaga kepercayaan yang Zalina berikan. Semoga semua berjalan dengan lancar, pikir Zalina.

**

Dan, hari itu pun tiba. Diantar Dominic dan Calista, Zalina, Arjuna bersama Elena, Krisna dan Arlina pun sudah berada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dody ikut mengantarkan mereka bersama juga. Ia ingin Elena tau bahwa rasa cintanya pada Elena tidak akan memudar meskipun terpisah oleh jarak dan waktu. Juga dengan persyaratan yang Elena berikan untuk tidak pernah menghubunginya.

"Kau baik-baik di sana ya El. Jaga kesehatanmu, dan jangan lupa untuk menyebutkan namaku di setiap solat malammu. Aku akan menunggumu di sini dengan setia," kata Dody.

"Jika di tengah perjalanan ada gadis lain yang mampu menggetarkan hatimu, aku tidak keberatan, Mas. Kau boleh menikahinya, tidak perlu lagi menunggu," kata Elena.

Keduanya bicara sedikit menjauh dari keluarga Elena. Zalina dan Arjuna pun sengaja memberikan ruang kepada mereka untuk bicara berdua.

"Aku menunggumu selama bertahun-tahun. Jadi, rasanya akan sangat susah untuk bisa mendapatkan pengganti dirimu, Elena. Kau adalah gadis pertama yang mampu menggetarkan hatiku."

"Itu dulu kan, Mas. Saat semuanya belum menjadi seperti sekarang. Saat ini, aku bukan lagi Elena yang dulu. Bukan lagi Elena yang suci dan memiliki kesempurnaan sebagai seorang gadis. Kebanggaanku sebagai seorang gadis sudah tidak ada lagi. Rasanya, tidak adil jika aku memintamu untuk menungguku sementara di luar sana banyak gadis lain yang lebih baik dari aku sedang mendamba cintamu."

"Itulah sebabnya aku minta supaya kita selalu istiqarah, di setiap malam. Agar Allah menjaga hati kita."

"Itu jika kita berjodoh, Mas. Bagaimana jika Allah menyiapkan gadis lain sebagai pendamping dirimu?"

Dody hanya tersenyum mendengar perkataan Elena.

"Aku tidak akan terlalu banyak berjanji. Tapi, percayalah aku akan menjaga hatiku hanya untukmu, El. Kau jaga baik-baik kesehatanmu,ya."

"Aku pergi dulu, Mas."

Elena pun berjalan menjauh dan melangkah ke arah Zalina dan Arjuna yang sudah menunggu. Mereka pun segera masuk karena pesawat satu jam lagi akan segera take off.

Bukan hanya Dody yang merasa kehilangan, Calista memeluk Dominic dan menangis tanpa suara dalam pelukan kakaknya itu. Ia membayangkan harinya akan sedikit sepi tanpa ada kedua orangtua dan adik-adiknya. Juga saudara kembarnya. Betapa takdir selalu membawa mereka dalam sebuah permainan yang membuat mereka tidak bisa selalu bersama.


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C27
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ