Dirga terkekeh ketika masih saja dipanggil 'kak'. "Sendiri?"
"Iya."
"Can we start some chat?" Tanya Dirga dengan tatapan penuh harap.
"Yes, sure." Jawab Audy dengan cepat.
Mendengar jawaban cepat dari Audy, rasanya mood Dirga yang turun tadi sekarang langsung membaik.
Dan Audy berjalan mendekat pada Dirga. Hingga mereka berdua kini berjalan beriringan. Gadis itu agak malu-malu sedikit, namun Audy tetap menahannya.
Audy malu karena sudah lama tak bertemu Dirga. Bukan malu karena hal lain. Plus, malu saja karena kemarin bertemu dengan cara menumpahkan moccacino panasnya pada tangan Dirga.
Mengingat hal itu, kedua mata Audy langsung melebar. "Kak, gapapa tangannya?" Tanyanya sambil menghentikan langkahnya lagi.
Untung saja jalanan trotoar tak terlalu ramai. Kalau ramai, mungkin Audy sudah diprotes beberapa orang.
Dirga langsung menunjukkan tangan kirinya yang tertutupi lengan jaket parka winter. Lengan jaket Dirga memang panjang sampai menutupi setenga jari tangannya.