"Lo seriusan mau pergi nemuin Rio, Bi?" Tanya Stela entah sudah yang ke berapa kalinya. "Bi.. plis.. udah ya, hentikan hubungan toxic kalian. Lo udah waktunya buat bebas dari Rio, Bi.." sambung Stela.
Bianca kini berada di rumah Stela sejak pulanh sekolah tadi. Perempuan itu belum pulang ke rumah sama sekali karena takut dimarahi Adit.
"Gak bisa Stel.. Rio bakal cari gue besok. Gue harus nurutin dia. Karena dia udah kasih file terakhir video cctv itu ke gue."
"Balikin kalau gitu!!" Gertak Stela.
Bianca menghembuskan napasnya panjang. "Maksud lo?? Setelah gue berjuang buat dapetin video itu, lo nyuruh gue berhenti gitu aja?" Sungutnya pada Stela.
Stela mendecakkan lidahnya kesal. "Bi, lebih pentingan badan lo. Penting tubuh lo dari pada file video itu."
"Lo kayak gak pernah tahu gue aja. Tubuh gue kan udah kotor. Hal yang kotor kalau udah kotor ya tinggal dikotorin aja sekalian. Gak perlu dibersihin." Ucap Bianca dengan ketus sambil memasang antingnya pada telinga.