"Lo harus bisa mutusin keputusan dalam hidup lo. Hidup sendiri atau hidup mandiri itu bukan situasi yang menyedihkan kok." Ucap Dirga dengan tegas.
"Emm, lo janji kak bakal bantuin gue di apartemen?" Tanya Audy yang masih ragu.
"Bantuin apaan? Bukannya apart yang udah di keep sama bokap lo apartnya udah full furniture?"
Audy meringis. "Ah, bukan itu.. misal kayak ngasih tahu gue gitu tempat laundry, beli makanan, atau apa gitu."
"Gampang." Ucap Dirga santai sambil membuka bungkus permen dengan gigitannya.
Melihat itu Audy langsung gugup. Sisi maskulin Dirga langsung muncul. Kalau istilahnya di jaman sekarang itu 'damage'nya bukan main. Gadis itu langsung berdehem pelan, tidak sengaja menatap aktivitas Dirga bahkan bibir cowok di sampingnya itu.
"Kenapa lo?" Tanya Dirga yang melihat Audy yang sedang gugup.
"Gak.. gak apa-apa."
"Kayak abis lihat apa aja lo. Kenapa gugup gitu?"
Audy menggeleng dan tak berani menatap Dirga. "G-gak kak.. a-anu haus."
"Lo mau permen?"