บท 37: Percakapan Rahasia dengan Sutradara Besar (1)
บรรณาธิการ: Wave Literature
"Aku bukan putri Du Juan, kamu salah orang."
Ye Tianxin samar-samar menebak di dalam hatinya bahwa Du Juan yang disebut oleh sutradara besar itu adalah Nyonya Du.
Dia jelas-jelas punya nama yang bagus, kenapa pemilik depot mie memanggilnya 'Du Aniang'?
"Oh, aku salah orang."
Jin Xin melihat ke atas dan ke bawah untuk menilai Ye Tianxin, dan mendapati bahwa wajahnya yang cantik memiliki bibir merah dan gigi putih tanpa menggunakan kosmetik apa pun, alisnya yang tebal dan hitam legam tumbuh dengan bebas, dan mata phoenix-nya dipenuhi dengan cahaya halus seperti bintang. Dia mengenakan pakaian biasa, meskipun warna gaun katunnya sangat kuno, tapi dia terlihat begitu murni.
"Nyonya Du seharusnya ada di toko, ikutlah denganku!"
Jin Xin dan Ye Tianxin memasuki toko buku.
Begitu memasuki toko buku, Jin Xin tercengang. Jelas dia tidak menyangka Du Juan akan tinggal di tempat seperti ini.
Tetapi setelah memikirkannya dengan hati-hati, dia merasa ini adalah sesuatu yang dapat dilakukan Du Juan!
Du Juan tidak bisa menggunakan pemikiran biasa untuk memprediksikan sesuatu.
Ye Tianxin membuka pintu kayu, dan lonceng angin di belakang pintu membuat suara yang tajam namun menyenangkan.
"Maaf, tolong tunggu di sini sebentar, aku akan mencari Nyonya Du."
Ye Tianxin membawa tasnya dan berjalan ke halaman di belakang toko buku, Du Juan sedang duduk membaca di bawah sinar matahari musim semi yang hangat.
"Nyonya Du, seseorang sedang mencarimu di luar."
"Benarkah? Aku akan keluar untuk melihatnya."
Du Juan meletakkan buku yang ada di tangannya ke kursi, lalu dia berjalan ke dalam toko buku.
Ketika Jin Xin melihat Du Juan, dia tersenyum dan berkata, "Dasar Du Juan, kamu tinggal di tempat seperti ini? Benar-benar tersembunyi di dalam kota! Jika kamu tidak berinisiatif untuk meneleponku, kupikir kamu melarikan diri dengan seorang pria?"
Du Juan memelototi Jin Xin dengan geram, "Tuan Jin, mengapa kamu masih suka berbicara omong kosong? Tujuanku meneleponmu adalah untuk memberitahumu bahwa film "Red Cherry" dapat memulai syuting, karena aku telah menemukan gadis yang paling cocok untuk peran Ying Tao, kamu juga baru saja melihatnya, bagaimana menurutmu?"
Du Juan mengambil sekaleng bir dingin dari lemari es dan memberikannya kepada Jin Xin.
Jin Xin menjawab, "Dia memang memiliki aura, tapi aku tidak tahu apakah bisa berhasil memainkan peran ini. Kamu tahu juga kan, tokoh Ying Tao ini dibuat dengan sangat bagus, dan karakternya memiliki emosi yang beragam. Jika aktingnya tidak bagus, maka tokoh yang sebagus ini akan rusak."
Du Juan mendengus sedikit dan menjawab, "Alur kehidupannya mirip dengan Ying Tao. Sampai batas tertentu, ini bisa menjadi pertunjukan yang nyata. Dan juga, aku telah meminta seseorang untuk bertanya tentang informasi wawancara di Film Institute. Dan kabarnya sangat susah mendapatkan bibit langka yang bagus, yang dapat dianggap sebagai jenis makanan yang dimakan Dewa… Tuan Jin, aku telah menulis naskah untuk film ini sejak lama dan masih belum memfilmkannya karena tidak menemukan tokoh utama yang cocok. Sekarang tokoh utamanya sudah ada, aku ingin memulai syutingnya. Aku tidak ingin melihat film ini tidak keluar seumur hidupku."
Jin Xin mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam tasnya. Dia mengeluarkan satu batang dan meletakkannya di antara bibirnya. Ketika dia akan menyalakannya, dia diam-diam meletakkannya kembali.
"Penulis Naskah Du, aku tahu betapa kamu sangat menghargai naskah ini. Di tahun-tahun awal, aku selalu ingin membuat filmnya, tetapi kamu selalu tidak mau melakukannya. Sekarang kamu tiba-tiba mengatakan untuk mulai syuting, di mana aku dapat menemukan investor dalam waktu dekat ini?"
Dari segi naskah, "Red Cherry" adalah film sastra, bukan film komersial yang bisa menghasilkan uang saat ini.
Meskipun Jin Xin serta Du Juan memiliki reputasi dan nama besar, mereka juga belum tentu memiliki investor yang mau berinvestasi.
-- ได้รับของขวัญแล้ว