บท 30: Malam Pertama di Beijing (4)
บรรณาธิการ: Wave Literature
"Ye Tianxin, kamu istirahatlah dulu. Kamu harus mengikuti ujian besok pagi, semoga kamu sukses."
Nyonya Du tersenyum dengan tulus.
Terkadang, di antara hubungan manusia, orang juga akan memperhatikan dan menilai.
Mungkin karena sikap berbakti Ye Tianxin kepada neneknya, membuat Nyonya Du berpikir bahwa Ye Tianxin adalah seorang gadis yang berkarakter baik.
Dia kemudian baru bisa lega menyerahkan toko buku itu kepada Ye Tianxin untuk membiarkan Ye Tianxin tinggal sementara.
"Nyonya Du, aku akan pergi wawancara besok, mungkin aku tidak bisa membawa nenekku. Bolehkah aku membiarkan nenek menungguku di toko?"
"Boleh. Kalau begitu, Ye Tianxin, selamat malam."
Setelah Nyonya Du selesai berbicara, dia menitipkan toko buku itu kepada Ye Tianxin dengan tenang.
Dia membuka pintu toko buku dan pergi ke dalam kegelapan malam yang sunyi.
Ye Tianxin pergi ke loteng. Nenek pun langsung membuka matanya saat mendengar Ye Tianxin datang.
"Tianxin, pemiliknya bilang apa?"
"Pemilik setuju untuk membiarkan kita tinggal di sini untuk sementara. Nenek, aku akan pergi ke sekolah untuk wawancara besok. Tunggulah aku sementara di sini, dan kemudian kita akan pergi sedikit lebih jauh dan mencari tempat menginap."
"Baiklah."
Nenek memandangi wajah lembut Ye Tianxin yang seperti mawar, dan tiba-tiba dia merasa dirinya sudah tua di dalam hatinya.
Sepanjang perjalanan, dia bisa melihat bahwa Ye Tianxin telah menjadi anak yang sangat bertanggung jawab, dan dia juga sangat perhatian dalam menangani masalah.
Dia berpikir, apa mungkin karena dia seorang diri dan harus mencari uang untuk merawat keluarganya, sehingga dia tidak punya waktu untuk membimbing Tianxin, sampai akhirnya membuat Ye Tianxin yang masih kecil ini terpaksa harus menjadi dewasa.
"Nenek, ayo tidur!"
Ketika pertama kali tiba di tempat yang asing, Ye Tianxin dan nenek tidak bisa tidur nyenyak.
Langit masih belum sepenuhnya terang, Ye Tianxin sudah bangun dengan perlahan, Nyonya Du dengan ramah menerima mereka, dia tidak boleh tidur ketika Nyonya Du datang nanti.
Setelah Ye Tianxin bangun, dia mulai membersihkan ruangan dan menyeka semua rak buku dan lantai dengan air bersih. Setiap detail kecil semua dilap sampai bersih.
Nenek juga bangun tidak lama setelah Ye Tianxin bangun, dia juga membantu menyirami bunga di luar toko dan menyapu dedaunan yang jatuh di pintu.
Ketika Nyonya Du datang, dia tidak sengaja melihat jendela tokonya yang begitu jernih dan bersih.
Dia membawa ember pembersih di tangannya, dan juga membawa sekantong pangsit isi dan beberapa kue mantau.
"Nenek, repot-repot sekali."
Nenek berkata dengan ramah, "Ah, tidak, jika bukan karena kebaikanmu untuk menerima kami, kami pasti tidur di jalan kemarin…"
Nyonya Du dan nenek memasuki toko buku, saat itu Ye Tianxin baru saja mandi dan berganti pakaian menjadi gaun bunga biru kecil dengan latar belakang putih. Dia terlihat sangat segar dan menggerakkan hati orang yang melihatnya. Rambut hitamnya dikepang dua dan berkilau, kulit Ye Tianxin yang putih bersinar secantik salju yang berkilau.
"Nenek, tunggu aku di sini sebentar, aku akan membelikanmu sarapan."
Nyonya Du yang masih begitu elegan seperti sebelumnya berkata, "Aku membawakan kalian sarapan. Ayo makan dulu sedikit, kamu tidak punya cukup waktu."
Ye Tianxin berulang kali berterima kasih padanya.
Setelah nenek dan Ye Tianxin sarapan, Ye Tianxin pergi dengan membawa ransel sederhana di punggungnya.
Nyonya Du melihat punggung Ye Tianxin yang penuh semangat, tiba-tiba ada suatu perasaan muncul di hatinya, yang mungkin itulah yang dia rasakan.
Karakter tertentu dalam tulisannya seolah-olah hidup dan keluar dari buku.
Dia akhirnya menemukan sosok itu.
Menemukan tokoh utama wanita yang bisa memainkan film tersebut, sosok yang ada di hatinya menjadi hidup.
Dia berpikir bahwa jika tidak bisa menemukan pemain yang cocok seumur hidupnya, dia lebih memilih untuk tidak melakukan syuting.
-- ได้รับของขวัญแล้ว