Sandra menatap pintu kayu yang ada di depannya. Iya tak menyangka bahwa alamat ini akan membawanya ke tempat seperti ini. Tempat yang sedikit kumuh, mungkin kalau dibandingkan dengan Jakarta ini seperti permukiman di bawah kolong jembatan. Bedanya, orang tak berada di tempat ini masih terlihat bersih, meskipun tak benar-benar bersih dan masih terlihat rapi meksipun tak begitu rapi. Sandra masih bisa mentoleransi tempat ini. Gadis itu kembali menatap alamat yang ada di dalam kertas yang ia genggam. Sesekali matanya melirik ke arah tulisan yang ada di sisi pintu, mencoba mencocokkannya kali saja ada yang keliru. Namun, alamat ini benar-benar membawanya kemari. Di depan rumah tua ini.