(*) Tentu, kita adalah seorang munafik dengan dalih. Jadi, sudah pasti ada cerita tentang seseorang pada seseorang.
(-) Tidak semua, ada juga yang memang mendengar dengan tulus
(*) Sejauh yang aku lewati, ketulusan mendengar adalah alternatif.
(-) Maka, apa alternatif yang kau maksud itu?
(*) Dalam konteks pandangan, anggapan, topeng penghargaan.
(-) Apa yang terpandang?
(*) Adalah ramah tamah
(-) Sedang anggapan itu sendiri?
(*) Yaa, ketika kau mendengar dan sudah terpandang ramah tamah. Maka pendengar yang baik dan simpatisan adalah maksudnya.
(-) Jadi, dapatlah ia suatu penghargaan tersebut atas menghargai perihal tersebut. Yang berada di balik topeng yang tentunya berkemungkinan lain.
(*) Yaaa, itu kuncinya. Jadi, aku atau kamu, kita munafik, tak jauh juga dengannya. Kita hanya berbicara dengan sapuan. Karena , hidup selektif. bukan berarti juga pilah-pilih. Tapi selektif dalam bicara dengan siapa, dan konteks apa yang harus disuarakan.