Sebenar nya apa yang salah. Aku bahkan tak bisa berfikir dari mana kesalahan kesalahan ini tercipta.
Andai saja waktu itu aku membiarkan nya merintih dalam tidur nya dan tidak berusaha menenangkan nya.
Andai saja aku tidak memperhatikan nya. Mungkin kah aku tak jatuh cinta padanya.
Atau. Andai aku tidak mengejar datang ke apartemen nya ketika ia akhirnya menemukan aku lagi. Dan andai aku tetap memilih menghabiskan waktu ku dengan ruben dan berinteraksi dengan nya seperlunya saja.
Mungkin kah ini tak akan menjadi sesakit ini?
Apa yang salah sebenar nya? Dan mengapa Tuhan membawaku pada titik yang sejauh ini jika pada akhirnya aku tak bisa memiliki nya?
Kini Alya menghambur dalam pelukan ku sambil terisak. Aku ingin membalas pelukan ini. Namun aku tidak bisa. Lebih tepatnya logika ku melarang ku untuk melakukan nya.
baca bab selanjutnya besok ya.