บท 149: 149. Sebuah Tawaran

"Iya, Bu Anne. Saya mengerti." Ethan mengangguk dan tersenyum.

Ia melihat Anne masuk ke lobi dan setelah tak terlihat lagi di pandangannya ia memarkir mobilnya di tempat biasa.

Setelah selesai memarkir, ia langsung berjalan ke lobi. Ia duduk di sana, sesuai perintah Anne. Meski pikirannya terus saja tertuju ke adiknya, ia mencoba untuk tetap profesional dan bekerja dengan baik.

Ia mengambil ponselnya dan menghubungi Gisella, tetapi teleponnya tidak dijawab. Lalu ia mengirim pesan ke Gisella.

"Gisel, aku mohon kasih tahu aku kabar Mia, nanti."

Setelah pesannya terkirim, ia mencoba menenangkan pikirannya sejenak dan berdoa kepada Tuhan supaya operasi adiknya berjalan dengan lancar.

Setengah jam duduk di lobi, Ethan merasa sangat bosan. Tiba-tiba datang resepsionis menghampirinya.

"Pak Ethan, Anda dipanggil ke ruangan Bu Anne sekarang," kata si resepsionis.

"Ke ruangan Bu Anne? Oh, baiklah."