Murid Pertama
Rigma terus menatap nitan untuk memastikan metode apa yang akan digunakan dalam interogasi terhadap pimpinan pasukan bertopeng. Nitan sendiri terlihat masih agak ragu dengan memutuskan karena teknik penyiksaan interogasi bukan keahliannya.
"Baiklah… meskipun ini perbuatan tercela dan hina… aku memutuskan untuk memakai cara yang terakhir… karena melukai seorang wanita dengan sadis itu… terlalu kejam… apalagi kalau sampai membuat luka permanen pada tubuhnya…"
"Hahahaha… benar-benar naif… apa kau pikir dengan melakukan pelecehan padanya… akan jauh lebih baik… mentalnya bisa hancur sebagai seorang wanita… seakan harga dirinya di cabik-cabik… tapi aku suka… sebab pilihan kedua bisa menyebabkan pengaruh mental yang lebih kuat… bahkan ia bisa lebih memilih untuk mati… daripada mendapat siksaan dariku…"
"Ka-kalau begitu… apa tidak bisa menginterogasinya dengan cara lain…?"