Harapan Besar
Rigma terbang menggunakan sayap jiwa dengan kecepatan penuh karena menerima kabar tentang aisha. Sementara dini dan asrea yang masih berada di markas palsu tim raksha sangat putus asa dan terlihat sangat depresi. Mereka diacuhkan oleh rigma ketika menyapanya di halaman depan markas. Rigma terbang begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada kedua gadis malang itu.
"Rigma… kenapa kamu begitu dingin…"
"Tuan rigma… padahal saya hanya ingin tahu alasan anda terlihat panik…"
Ling nai yang merasa jengkel karena kedua gadis yang baru pertama kali ia temui terus bergumam dan merenung di pojok laboratorium.
"Mereka kenapa sih…?"
"Ah itu… mereka menjadi sangat depresi karena merasa kalah saing dengan sosok paling penting bagi tuan rigma…"
"Memangnya siapa yang sebenarnya sosok terpenting itu…?"
"Aisha Sukma Putri… teman masa kecil tuan rigma… ia baru saja membuka matanya setelah setahun terakhir terkena kontaminasi jiwa…"