Aku terus berjalan, bukan lagi menuju markas komunitas militer desa karena setelah mengejar Sylva tadi, aku mengambil arah yang berbeda dengan jalan menuju markas, sehingga kini tujuanku adalah persimpangan tempatku dan Zero berjanji untuk kembali bertemu.
Aku mencoba mengabaikan sikap penduduk desa yang menghindariku setiap berpapasan karena aku tak ingin lagi ambil pusing dengan hal itu. Yang kuinginkan sekarang hanyalah cepat bertemu dengan suamiku.
Harapanku rupanya terkabul karena begitu tiba di persimpangan, kulihat sosok Zero sudah berdiri di sana. Dia sedang menatapku dan kulihat dia mengulas senyum. Aku pun mempercepat langkah karena ingin segera berada di sampingnya.
"Bagaimana? Apa yang dikatakan tabib?"
Pertanyaan itulah yang terlontar dari mulutnya begitu aku berdiri di sampingnya.