Begitu masuk ke kamar tidur, An Ge'er melihat sesosok pria yang terbungkus jubah tidur. Pria itu sedang memegang telepon dan menempelkannya di telinga, wajahnya pucat dan tampak bingung.
Namun ketika melihat An Ge'er, pria itu langsung membeku. Suara raungan marahnya juga seketika berhenti.
"Paman…"
Mata An Ge'er melebar. Pada saat yang bersamaan, dia berjalan ke sana.
"Pelan-pelan…!"
"Ah…!"
Rasa sakit seketika datang dari telapak kakinya. An Ge'er berteriak kesakitan sambil menggigit bibirnya.
Teriakan Bo Yan terlambat sedetik. Kemudian tanpa menunggu An Ge'er menunduk, dia langsung berlari dengan cepat ke depan gadis itu lalu bergegas mengangkatnya ke tempat tidur.
Saat itu barulah An Ge'er menyadari bahwa ruangan yang baru saja dimasukinya itu penuh dengan pecahan kaca yang berserakan di lantai. Dia berpikir itu adalah serpihan dari barang-barang yang telah dipecahkan oleh Bo Yan.