ดาวน์โหลดแอป
33.33% Aku Dipaksa Jatuh Cinta / Chapter 20: Ternyata Kamu!

บท 20: Ternyata Kamu!

บรรณาธิการ: Wave Literature

Saat pikiran Xue Yao penuh dengan pikiran mengolok-olok Xue Xi, Gao Yanchen dengan raut wajah yang rumit serta yang lainnya berdiri di depan Xue Xi kemudian dengan serentak memanggilnya, "Kak Xi!"

Kak… Kak Xi?! Xue Yao berkata dalam hati.

Seluruh ruang kelas menjadi sangat hening, mereka bahkan tidak berani bernafas terlalu kuat karena takut terdengar. Mereka semua menatap Gao Yanchen setelah itu melihat ke arah Xue Xi yang masih duduk di tempat duduknya.

Xue Xi masih duduk dengan tenang. Dia mengangkat kepalanya dan melihat Gao Yanchen dengan tenang, setelah beberapa detik berlalu dia hanya mengatakan, "Oh."

Gao Yanchen mengangkat dagunya sedikit lalu melihat ke arah laki-laki berambut merah 1, laki-laki berambut merah 1 itu langsung bertanya, "Kak Xi, sekolah sudah berakhir, selanjutnya ada rencana apa? Kita mau pergi bermain kemana?"

Xue Xi sudah mengemasi barang-barangnya, dia bangkit berdiri dan berjalan keluar sambil menjawab dengan santai, "Ke kelas pelatihan olimpiade."

"..." Gao Yanchen terdiam, begitu pula dengan laki-laki berambut merah 1.

Mereka berdua tidak tahu bahwa Xue Xi akan mengikuti olimpiade ….

Beberapa laki-laki berambut merah menyingkir untuk memberikan jalan kepada Xue Xi. Setelah Xue Xi berjalan melewati mereka, mereka langsung mengikutinya kemudian Gao Yanchen bertanya, "Kelas sangat membosankan, apa kamu mengerti pelajaran yang diajarkan di kelas olimpiade?"

"Lumayan."

Gao Yanchen mengira dia memahami maksud Xue Xi yang sebenarnya, dia mengangkat dagunya sedikit dan berkata, "Lumayan itu berarti kan tidak terlalu mengerti. Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah kelas?"

"Mengerjakan tugas."

"..." Gao Yanchen kembali terdiam.

Gao Yanchen merasa seperti memasuki sebuah dunia yang asing. Kemudian dengan tidak puas ia terus bertanya, "Lalu setelah mengerjakan tugas?"

Xue Xi melihatnya dengan kebingungan dan berkata, "Setelah selesai mengerjakan tugas maka itu waktuku untuk tidur. Apa kamu punya banyak waktu luang?"

Xue Xi merasa waktunya setiap hari tidak cukup untuk mengerjakan semua latihan soal yang ada jadi dia harus memanfaatkan waktu dengan sangat baik.

Gao Yanchen tertegun karena dia tidak pernah mengerjakan tugas atau semacamnya.

Xue Xi terus berjalan ke depan hingga tiba-tiba dia teringat sesuatu dan akhirnya berhenti lalu menolehkan kepalanya.

Gao Yanchen yang masih tertegun tidak menyadari itu hingga dia hampir menabrak Xue Xi. Setelah dia akhirnya berhasil berdiri dengan stabil, dia sudah berdiri sangat dekat dengan Xue Xi hingga dia dapat melihat wajah Xue Xi yang terlihat sangat lembut dan ada beberapa bulu yang sangat halus di permukaan kulitnya ...

Seketika wajah Gao Yanchen menjadi merah.

Dia merasa wajahnya sangat panas dan dengan cepat mengangkat kepalanya seolah dia sedang memikirkan sesuatu, kemudian dia mendengar Xue Xi bertanya kepadanya, "Kamu bermarga Gao?"

Gao Yanchen tertegun, "Ah… iya!"

Xue Xi tertegun sesaat kemudian dia seolah baru memahami semuanya, "Ternyata kamu!"

"Ha?"

Xue Xi memalingkan pandangannya lalu berbalik badan dan kembali berjalan ke depan lalu berkata, "Mereka semua mengatakan aku menyinggungmu."

"Siapa yang berani-beraninya …"

Kemudian dia menelan kembali perkataannya selanjutnya, Gao Yanchen tidak bisa mengeluarkan kata-kata kotor di depan Xue Xi sehingga dia langsung mengubah cara bicaranya, "Kamu menang dariku jadi aku akan mendengarkan perkataanmu, aku sama sekali tidak tersinggung."

Saat mereka berdua bicara, mereka sudah tiba di ujung tangga, Xue Xi menganggukkan kepalanya kepada Gao Yanchen dan berkata, "Aku pergi kelas dulu."

Dia memeluk bukunya dan berjalan menaiki tangga.

Gao Yanchen melihat bayangan Xue Xi yang kurus sedang berjalan seorang diri ke gedung sekolah lama, entah kenapa tiba-tiba ia merasa hatinya seolah melayang di udara.

Dan dia juga merasa jadi kesal karena hal itu.

Laki-laki berambut merah 1 yang melihat Gao Yanchen tertegun di tempat langsung bertanya kepadanya, "Kak Chen, kita pergi bermain basket?"

"Main basket, main basket!" Gao Yanchen malah memakinya lalu dia dengan kesal menghentakkan kakinya ke lantai, "Hari ini aku tidak ingin bermain, aku mau pulang."

Saat Xue Xi berjalan menaiki tangga, dia bertemu dengan guru sains di kelasnya. Guru itu juga merupakan guru yang melatih para siswa yang mengikuti olimpiade sains.

Xue Xi dengan sopan menyapanya, "Halo Pak Sun."

Pak Sun tersenyum melihatnya lalu mereka menaiki tangga bersama-sama. Saat mereka sudah tiba di atas dan Xue Xi akan masuk ke dalam ruang kelas, Pak Sun tiba-tiba memanggilnya, "Xue Xi."

Xue XI berhenti kemudian dia melihat ke arah beliau.

Pak Xue tersenyum lalu berkata, "Bapak dengar nilaimu di kelas pelatihan olimpiade matematika tidak terlalu baik, bagaimana jika kamu mempertimbangkan untuk bergabung dengan kelas pelatihan olimpiade sains bapak?"

Saat Pak Sun baru saja mengatakan hal itu, langsung terdengar suara amarah Pak Liu, "Lao Sun, jangan berusaha merebut muridku dari belakangku, Xue Xi sudah memilih olimpiade matematika terlebih dahulu."

Xue Xi menolehkan kepalanya dan melihat Pak Liu baru saja tiba di lantai itu bersama Fan Han dan Xue Yao.

Fan Han mengerutkan alisnya dan Xue Yao juga menjadi emosi seolah dia akan meluapkan semua emosinya jika Xue Xi menerima tawaran Pak Sun!

Pak Sun tidak menyerah, "Bukankah dia tidak cocok dengan olimpiade matematika? Saat ujian sains dia juga mendapatkan nilai sempurna, jadi tidak ada salahnya dia bergabung dengan olimpiade sains! Selain itu, semua keputusan ini ada di tangan Xue Xi, biarkan dia yang memutuskannya."

Pak Liu menjadi panik, dia melihat ke arah Xue Xi dan bertanya, "Xue Xi, bagaimana pendapatmu tentang hal ini?"

Xue Xi terdiam sesaat kemudian dia berkata kepada Pak Liu, "Aku tidak mau pindah."

Perkataan Xue Xi membuat Pak Liu dan Fan Han seketika menghela nafas lega.

Xue Yao bahkan juga merasa lega, tapi kemudian dia tiba-tiba kebingungan dengan dirinya sendiri, dia tidak mengerti kenapa dia harus merasa begitu takut Xue Xi akan ikut olimpiade sains.

Pak Sun terlihat kecewa, dia menghela nafas dan berkata, "Sepertinya kita belum berjodoh ya!"

Setelah mengatakan itu dan saat Pak Sun mau masuk ke dalam ruang kelas, tiba-tiba Xue Xi berkata lagi, "Apakah aku juga bisa ikut olimpiade sains?"

Langkah Pak Sun seketika terhenti, dia langsung melihat ke arah Xue Xi dengan mata berbinar, "Bisa!"

Xue Yao tertegun dan dia mengepalkan tangannya dengan sangat erat.

Dia melihat ke arah Xue Xi dengan penuh amarah dan langsung berkata, "Kamu bercanda ya? Waktunya hanya sebentar lagi dan kamu ingin mengikuti 2 olimpiade?!"

Pak Liu juga tidak terlalu mendukung keputusan Xue Xi, "Benar Xue Xi, waktunya sangat singkat dan waktunya tidak akan cukup untuk bisa mempelajari semua pengetahuan yang kamu perlukan."

Xue Xi melihat ke arah Xue Yao yang seluruh tubuhnya terlihat tegang. Setelah mengetahui Xue Yao melihatnya dengan tatapan yang penuh amarah, dengan tenang Xue Xi menjawab, "Tidak masalah."

Karena Xue Xi bersikeras akhirnya Pak Liu dan Pak Sun hanya bisa berdiskusi dan mereka memutuskan Xue Xi akan mengikuti kelas pelatihan olimpiade matematika setiap hari Senin, Rabu dan Jumat sedangkan hari Selasa dan Kamis dia akan mengikuti kelas pelatihan olimpiade sains.

Xue Cheng pulang lebih awal dari perusahaan untuk mengambil daun teh dan berencana untuk pergi ke rumah Keluarga Gao untuk mengetahui situasi yang sebenarnya.

Sebelum dia keluar rumah pagi ini, nyonya besar Xue duduk dengan nyaman di atas sofa kemudian berkata dengan sinis, "Jika aku jadi kamu maka aku akan memaksa Xue Xi pergi dan minta maaf, ini masalah anak-anak, apa gunanya jika kamu yang pergi? Gao Lao sangat menyayangi cucunya, memangnya ada orang di Kota Bing yang tidak mengetahui hal itu?"

Xue Cheng menarik nafas dalam kemudian menekan amarah yang dia rasakan dan tidak mengatakan apapun.

Nyonya besar Xue seolah tidak melihat Xue Cheng sedang menahan dirinya dan terus bicara, "Yang jelas kalau karena Xue Xi menyinggung Keluarga Gao, aku tidak akan memaafkanmu!"

Xue Cheng akhirnya dengan tegas berkata, "Ma, jika memang karena Xixi menyinggung Keluarga Gao maka aku, Ye Li dan Xixi, akan pergi dari rumah ini. Mama tenang saja, aku tidak akan melibatkan Keluarga Xue!"

Setelah mengatakan itu dia tidak memberikan kesempatan lagi bagi Nyonya besar Xue untuk mengatakan apapun dan langsung menutup pintu dengan keras lalu pergi.

Tiga puluh menit kemudian.

Xue Cheng berdiri di depan pintu gerbang Keluarga Gao, dinding rumahnya yang tinggi menahannya di luar. Sekretaris Gao Lao tiba di pintu gerbang kemudian dengan sopan berakata, "Tuan Xue, sebaiknya Anda pulang saja. Tuan Gao tidak enak badan dan dia tidak bisa menemui tamu."

Xue Cheng bertanya, "Lalu kapan dia bisa menemui tamu?"

Sekretaris itu berdiri dengan tegak lalu tersenyum dan menjawab, "Itu tergantung Tuan Gao."

Xue Cheng bahkan tidak bisa masuk ke dalam.

Dia mengerutkan alisnya kemudian memberikan kotak teh yang ada di tangannya kepada sekretaris itu dan berkata, "Kalau begitu bantu aku untuk memberikan ini kepada Tuan Gao. Ini adalah daun teh…"

Saat sekretaris itu melihat hadiah yang ada di tangan Xue Cheng, dia langsung tertegun.


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C20
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพของการแปล
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ