Gathan POV's
"Kenapa kau menolongku, Yu? " tanyaku akhirnya. "Oh, ya jangan beritahu hal ini pada siapa pun. "
Namun dia diam saja tidak merespon. Aku bingung dan kembali memanggilnya.
"Hei, hei! Yu! " seruku kesal.
⇨⇨⇨
Ozil POV's
Kakiku terus saja melangkah menuju tangga ruang head boy, hingga panggilan Gathan menyentakku.
"Huh? Ada apa?" tanyaku linglung, dan aku menghentikan kakiku tepat di pintu ruang headboy.
"Flaxseed" gumamku membuka password pintu dan melangkah masuk, aku turunkan Gathan pada sofa coklat muda kesukaanku.
"Kau ingin coklat hangat? Akan kubuatkan" ujarku beranjak menuju dapur kecil.
Setelah memanaskan air, aku menyeduh coklat buatanku dan membawanya ke sofa.
Gathan memperhatikan ruangan ini dengan seksama, lalu aku duduk di depannya dan menaruh gelas di hadapannya.
"Minumlah dulu" ucapku santai.
Oh aku teringat teman Asia Gathan, siapa namanya, aku lupa.
"Oh tadi aku melihat temanmu, siapa namanya? hmm" ujarku sambil berpikir.
★★→
Gathan POV's
Ruangan Headboy cukup luas dengan perapian diruang rekreasinya. Sangat nyaman untuk belajar sendiri. Sekaligus sepi disaat bersamaan.
Aku melamunkan sikap ramah Yu yang menyiapkan coklat hangat untukku dan duduk dihadapanku.
Aku masih diam saja dan menatapnya.
"Maksudmu Bright? " tanyaku.
Aku duduk menaikan kaki ke sofa dan memeluk lututku. Mencoba menahan hawa panas disekitar tubuhku karena heat.
Berdua saja dengan seorang Alpha yang mengetahui jika aku Omega merupakan pilihan tolol.
Tapi aku tidak mempunyai pilihan.
Lebih baik disini dari pada ke asrama Slytherin dan semua orang tahu jika aku Omega.
Aku bersusah payah menyembunyikan semua ini sejak hari penentuan jika statusku Omega.
Keluargaku telah membuangku dan menganggap aku tak pernah ada. Aku tidak ingin seluruh Slytherin - membuangku juga.
Aku tidak bisa.
Kembali aku menatap Yu. Rivalku. Yang dengan baik hatinya menyelamatkanku.
"Aku tidak menyangka kau akan menolongku. Terima kasih. "
Aku kembali menatap mata hazelnya.
◆◆◆
Ozil POV's
Setelah meminum sedikit coklat panas, aku terdiam cukup lama.
oh namanya bright, ku pikir dia lumayan untuk duel tahunan nanti
Aku kembali memeperhatikan Gathan yang tengah memeluk lututnya dan terdiam cukup lama, rivalku ini sepertinya gelisah.
Mungkin dia sedikit shock. Saat aku membantunya, aku tau pasti dia pikir aku akan mempermalukannya nanti.
"Aku tidak menyangka kau akan menolongku. Terima kasih" ucapnya pelan.
Kutatap matanya yang memandangku, aku hanya bisa mengangguk pelan dan saat itu juga kepalaku terasa sakit.
Oh aku lupa luka ini.
"Ouchh" tanganku mengelus keningku pelan.
"Aku membantumu karena aku ini head boy, ini salah satu tugasku juga" ucapku pelan, namun masih memegangi keningku.
Aku terdiam saat Gathan berdiri menghampiriku, mau apa dia?
Tapi aku hanya diam menunggu tindakan nya.
★★→
Gathan POV's
Mengerti, aku mengangguk pelan karena dia memberikan jawaban yang logis.
Ternyata dia tidak sejahat yang aku kira.
Kulihat dia meringis, aku menyipitkan mataku melihat luka di pelipisnya, ada memar disana. Aku bangkit mendekatinya. Aku keluarkan tongkatku dan merapalkan mantra penyembuh.
"Ini agak sakit, " kataku. Dan mengarahkan tongkatku ke pelipisnya.
Perlahan memarnya memudar dan meninggalkan bekas.
★★★
Ozil POV's
Ringisan pun keluar dari bibirku, Gathan merapalkan mantra penyembuh, yaahh walau masih kaku, ok lah untuk healer dadakan.
"Ah... Terima kasih" ujarku pelan dan menggosok sedikit keningku.
Aku menatap nya yang sudah duduk kembali pada sofa, kemungkinan heat nya akan datang lagi.
Aku hanya takut tidak bisa mengendalikan diri jika itu terjadi.
"Kau ok jika aku meninggalkanmu? Ada beberapa botol ramuan di laci kamarku, ada ramuan holder sepertinya" ungkapku menimang nimang, lalu mengangguk pelan.
"Aku tidak yakin akan tetap tahan jika heat mu kembali" ucapku lalu beranjak berdiri.
"Password menara ini tidak ada yang tau selain aku, jadi jangan khawatir" ujarku lagi.
★★→
Gathan POV's
Aku mendongak dan mendengarkan Yu.
Seketika aku mengerti jika dia tidak ingin berlama-lama denganku disini. Dia menolongku jelas hanya formalitas. Dan entah kenapa aku keberatan ditinggal sendiri.
Tanpa sadar aku telah bangkit dan menahan lengannya. Aku terkejut.
Aku menatapnya dengam gugup.
"Apa kau tidak bisa menemaniku? " ujarku. "A- aku-"
Kata-kataku tertelan kembali. Dengan cepat menarik tanganku.
"Ma-maaf Yu. "
★★★
Ozil POV's
Aku terkejut saat Gathan menangkap tanganku, sepertinya diapun terkejut dengan tindakan nya.
"Apa kau tidak bisa menemaniku?"
"A- aku-" namun tangan nya melepasku dan dia terlihat gugup karna aku belum merespon apapun.
"Ma-maaf Yu" ujarnya kembali, aku terkekeh pelan, lucunya, lalu aku berdeham pelan.
"Kau ingin aku temani? Baiklah, tapi minumlah ramuannya dulu, aku takut lepas kontrol" ucapku pelan dan melangkah menuju kamarku.
Sebenarnya aku dipilih menjadi head boy karena self controlku sangat bagus, saat percobaan menjadi headboy seorang omega tiba tiba saja heat di depan kami, para Alpha, namun untung refleksku bagus dan dengan cepat aku membawanya menuju hospital wings.
Aku hampir terkena hukuman saat itu, tapi aku selamat karena omega itu membelaku.
Ah kembali ke kamarku, sekarang aku sedang memegang dua botol ramuan penenang dan pengontrol pheromone, sebenarnya aku tak tau ramuan yang biasa Gathan minum.
Dan dengan segera aku menuju kembali ke perapian.
Aku mendekati Gathan dan memberikan kedua botol itu.
"Minum dan istirahat lah di kamarku" ucapku.
★ ★★→
Gathan POV's
Aku terdiam beberapa saat sambil menerima ramuan yang Yu berikan. Aku melihat ramuan Holder pheromone. Ini mungkin akan membantuku menahan heatku agar tidak parah. Aku meminum ramuan yang diberikan dan bangkit untuk menuju kamarnya.
Aku menoleh padanya sebentar.
"Terima kasih, " ujarku lagi lalu masuk ke kamarnya dan duduk dikasurnya.
Warna merah dan emas khas Gryffindor menusuk mataku. Membuatku memutar bola mataku.
"Gryffindor "
Lalu aku merebahkan tubuhku dikasurnya karena terlalu lemas. Tidak lama hingga aku terlelap.
Tidurku tidak nyenyak. Badanku lengket karena keringat dan panas.
Aku tidur dengan gelisah menahan panas tubuh karena heat.
★★★
Ozil POV's
Setelah Gathan berterima kasih dan masuk kedalam kamarku, aku menghela nafas lega.
Baunya itu sungguh menggoda, jika saja aku tidak membenturkan kepalaku, aku yakin dia akan tamat.
Aku mengerti permasalahan seorang Omega, hanya saja aku tak yakin disaat nanti heat-nya kembali dan aku tidak bisa mengontrol nafsuku, dia pasti tidak akan baik baik saja.
"Haaah.." helaku lagi.
Lalu dengan perlahan kurebahkan tubuhku di sofa panjang, dan tak lama sesudahnya aku tertidur lelap.
Semoga saja Gathan tidak lepas kontrol saat aku tidur.
★★★→
Gathan POV's
Aku merasa gerah dan panas. Aku buka semua bajuku dan membiarkan tubuhku bugil. Dengan hembusan angin aku menghela napas lega.
Kembali aku merasa lelah dan menanti masa heat ku selesai besok pagi. Dengan Holder potion dari Yu, aku tidak akan melepaskan pheromone hingga tercium oleh para Alpha.
Aku hanya akan mengalami siksaan seperti ini. Dan ini sangat menyebalkan.
Kini kau tau betapa merepotkannya menjadi Omega bukan?
Masih menahan sakit ditubuh. Aku mulai kehausan. Samar-samar aku mencium kembali aroma citrus yang memabukan.
Itu aroma Yu. Dia sang Alpha yang mampu mengendalikan diri dihadapan Omega heat sepertiku. Dan aku merindukan sentuhannya.
Sialan.
Dia hanya menyentuhku sekali dan aku sangat ingin lebih lagi sekarang.
Dengan pikiran melantur karena heat, aku semakin mengantuk.
Aku akan tersiksa sepanjang malam begini sampai masa heat ku selesai.
Dalam pikiranku, aku mengingat wajah Yu. Si blasteran Asia Australia. Sangat tampan, Alpha kuat, serta pintar dan aku bernapsu pada tubuhnya.
SADARLAH GATHAN!
To Be Continued....