Dean mengangguk-anggukkan kepalanya mengingat pertemuannya dengan Alex tadi. "Dia memang terlihat buruk. Tapi biarlah itu bukan urusan kita."
"Apa kamu yakin dia tidak memiliki maksud lain?" tanya Bryana.
"Aku yakin. Kamu tenang saja karena sekarang Calvin ada di london. Jangan terlalu memikirkan masalah ini, siapa tau mereka memang berniat baik untuk memperbaiki hubungan dengan keluarga kita. Walau bagaimanapun kamu dan dia memiliki keterkaitan dengan adanya Calvin," seru Dean dengan penuh keyakinan. Dia memegang pundak Bryana, menatapnya begitu intens kemudian mencium keningnya. "Bersikaplah biasa saja. Jangan jadi sakit atau banyak pikiran. Imbasnya nanti pada Aidyn."
Bryana pun mengangguk. "Iya. Aku akan mencoba untuk tetap tenang."
Dean beralih melirik arlojinya yang menunjukkan waktu pukul sembilan pagi, kemudian kembali menatap Bryana. "Sayang, sepertinya aku harus segera ke kantor. Ada rapat jam 10."