ดาวน์โหลดแอป
85.1% ueueue / Chapter 40: accident#40

บท 40: accident#40

Max kembali memeluk nya, ia sungguh sangat marah tapi tak bisa apa apa.

Sedangkan yang berada di pelukan hanya terdiam malas, karena Max memeluknya sangat erat dan sesak.

"Gean jangan tidur dulu" ujar Max sambil memegang ekor harimau itu pelan.

Saat ini Max tengah sendirian di sebuah ruangan. Itu adalah tempat khusus untuk GenMax agar tidak mendekati Sing.

Ia kesal dengan apa yang sudah ia lihat tadi, dan memutuskan untuk bermain saja dengan kesayangannya disana.

"Gater jangan pup dulu" larang nya sambil menarik ekor nya pelan.

"Rivaille bangun, jangan tidur dulu" ia kembali menepuk perut anjing shibanya itu agar tidak tertidur menemaninya.

Wajar saja, ini sudah jam setengah satu dini hari, waktunya mereka tidur. Tetapi Max melarangnya.

Sedangkan Sing, ia sejak siang tadi hingga sekarang masih mencari keberadaan Max yang entah dimana.

Ia bahkan sampai menghubungi teman teman Max untuk menanyakan keberadaannya.

Chimmon mengetahui hal ini, dan ia jadi ikut sibuk mencari lelaki jangkung itu.

"Lu makan dulu lah, biar gak sakit" Sing menggeleng, ia tetap fokus pada menyetir mobilnya.

"Nanti aja" jawabnya.

Chimmon menatapnya lelah.

Lelaki ini sudah melewatkan jam makan siang dan malamnya hanya untuk mencari Max.

"Selain di tempat mereka dimana dong??" Panik Sing sambil mengingat ingat tempat yang sering dikunjungi Max.

Bahkan sangking paniknya tadi, ia sempat menangis sampai sampai Chimmon bingung harus apa.

"Ada tempat khusus gitu gak?" Tanya Chimmon.

"Tempat dia simulasi doang"

"Udah kesana?" Sing mengangguk kecil, ia lalu mengusap air matanya yang masih mengalir sejak tadi.

"Anjirlah Lyla, lu tuh ganggu banget sih, hikd" kesalnya.

"Kali aja dia ada tempat lagi gitu" ujar Chimmon.

Sing terdiam selama lampu merah, ia melamun kecil hingga sekelebat ingatan masuk kepikirannya.

"Gue tau dimana" ujar nya kemudian segera menginjak pedal gas, dan pergi ke tempat yang ia pikirkan.

Max berbaring di lantai, lalu memeluk Gean dengan nyaman, mengambil kaki kanan nya untuk diletakkan di wajahnya lalu ia terdiam.

Lama ia terdiam, iapun jatuh tertidur dengan Gean yang masih memeluk nya (yang juga ikut tertidur).

Sing membuka pintu itu dengan perlahan, dan apa yang ia lihat disana membuatnya terkejut dan terenyuh.

Suaminya tengah tertidur di lantai dengan memeluk erat peliharaan kesayangannya.

Wajahnya terlihat baik baik saja, tidurnya pun terlihat pulas membuat Sing kembali menangis dan mendekatinya.

Chimmon yang melihat itupun hanya bergidik ngeri, ia takut melihat semua peliharaan Max yang sedang tertidur itu.

"Aa' ?" Panggilnya pelan.

Max mengernyit, lalu membuka matanya perlahan. Ia menemukan Sing duduk di sampingnya dengan wajah sembap.

"Harit kenapa nangis??" Paniknya sambil bangkit duduk, lalu mengusap wajah kecil Sing yang justru kembali menangis lebih kencang.

"Hiks, aa' marah kan sama Harit??"

"Enggaaa, ini kenapa nangis??" Jawabnya.

"Ya tadi tuh cewek itu yang duluan, hiks. Harit gatau kalo dia bakal--"

"Iya iya aa' tau, udah cup cup jangan nangis, nanti Geannya bangun loh" ujarnya membuat Sing seketika tersadar kalau di hadapannya sekarang ada hewan besar yang sangat ia takuti.

"Oiya, hiks" Sing lalu bangkit berdiri dan menjauh secara perlahan membuat Max tertawa kecil. Ia lalu berdiri dan mengambil ponselnya.

"Astaga setan!!" Seru Max saat melihat Chimmon yang sedang duduk di kursi dekat pintu sambil memainkan ponselnya.

"Palak lu setan sat!! Udah selesai belom? Maspur nyariin" ujarnya membuat Max tertawa cengengesan.

"Lagian lu ngapa di pojokan sih"

"Daripada gue ngikut duduk disana, ntar gue jadi tai harimau" gerutunya lalu keluar lebih dulu.

Max menarik Sing, ia lalu segera membawa pulang mereka karena sudah hampir pagi.

Setelah bersih bersih, Max menatap Sing yang sedang tertidur dengan menutup tubuhnya dengan selimut.

Astaga. Bagaimana ia terus terusan marah jika dia sebegitu lucunya??

Ia lalu ikut memasuki selimut, dan mengangkat tubuh Sing agar berada di pelukannya.

Tubuh istrinya itu hangat, astaga.

Apakah ia sakit?

Max lalu memegang leher nya, suhunya lebih panas disana. Sudah bisa dipastikan kalau lelaki kecilnya itu demam.

Ia lalu turun tadi kasur, dan mengambil stiker penurun demam lalu ditempelkannya di dahi Sing.

Setelah itu ia kembali berbaring dan memeluk erat tubuh kecil itu.

Esok siangnya, Max terbangun karena panggilan seseorang yang terdengar serak itu.

"Aa' " panggil Sing seraya menepuk bahunya pelan.

"Hmm? Kenapa sayang?" Max menatap Sing yang sedang berada diatas, memeluknya.

Tadi pagi Max meminta Sing untuk membuka kaosnya, lalu Max sendiri pun membukanya. Ia lalu mengangkat Sing agar berada diatas tubuhnya, menempel.

Kata mamah, itu cara agar panas tertransfer. Oleh karena itu ia melakukannya.

"Ada yang nge bel" ujarnya serak. Max lalu bangkit duduk, ia menggendong Sing lalu segera pergi ke pintu.

Siapa yang datang siang ini?

Max membuka pintunya, ia lalu mendapati seorang perempuan yang pernah ia lihat sebelumnya.

Itu Lyla.

Astaga apa yang ia lakukan disini?? Bagaimana ia bisa melewati Guard yang ada di depan?

"Hai, Max ya?" Tanya nya.

Max menatapnya menyipit, sementara Sing tak peduli karena ia sudah tertidur kembali di gendongannya.

"Aku boleh kenalan?" Tanya nya sok ramah, membuat Max segera mengambil ponsel di sakunya dan menelepon seseorang.

"Bang, ni setan ngapa lolos sih bang?"

Tanya Max kesal sambil menatap tajam Lyla. Sementara yang di tatap sedikit kesal karena nya.

"Katanya temen kuliah Sing"

"Gak bang, bawa dia pergi sekarang"

"Oke"

Setelah mengatakan itu, Max menutup teleponnya dan menunggu Keempat Guardnya datang dan membawa perempuan ini pergi.

"Sing nya kenapa?" Tanya Lyla sambil menunjuk Sing yang sedang memeluk erat Max.

"Gegara lu bangsat" jawab Max sambil memindah gendongan Sing ke tangan kirinya.

"Kok aku?" Max tidak menjawab, ia hanya terdiam hingga keempat Guardnya itu datang.

"Denger ya bitj, jangan lu macem macem sama Sing gue, kalo ampe gue temuin lu berulah lagi, gue lindes lu pake ban pesawat" ancam Max membuat Lyla sedikit kesal.

"Ih emang aku sal--"

"Bawa bang, blacklist dia dari tamu. Jangan nyampe dia dateng kesini lagi. Hapalin nih muka ya bang, kalo Sing di univ dideketin dia, jauhin bang, trabas abis, setan soalnya" ujar Max pada keempat Guardnya yang dijawab anggukan.

Mendengar bahwa Max mengatainya dengan kasar, ia pun menatapnya kesal.

"Aku cuma pengen ken--" telat.

Ia sudah ditarik paksa oleh keempat bodyguardnya untuk segera pergi dari wilayah teritorial Max.

Setelah mereka pergi, Max menutup pintunya dan segera kembali ke kasur.

Ia pusing, jadi ia memutuskan untuk kembali tidur saja.

_________________________________________


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C40
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ