ดาวน์โหลดแอป
23.4% ueueue / Chapter 11: accident#11

บท 11: accident#11

18++

Ohm baru saja selesai mandi saat dering telepon mengejutkannya. Iapun mengambil ponsel itu seraya mengeringkan rambutnya.

Fakeseme

Bro, gue lagi otw ke bandara

Me

Astaga ngapaen heh??

Mo jalan jalan ajaa

Sama sape?kemane?

Sama gebetan gue, ke bogor

SAPA GEBETAN LU ANJIR??

kepo lu botak

Astaga nyelekit

Sama Sing, gue mau ngedate

Dulu, mueheheehehe

Dah gue dugong kali si Sing

itu gebetan lu.

Gas aja udah

Siap, hehe gasabar gue

Jan asal jebol ye bro, main aman

Yoii, dah ya gue dah nyampe

Iye iye

Btw nih, selama gue pergi,

Lu harus bisa nanganin sendiri ya

Nanganin apaan?

Nanti juga lu tau

Ohm terdiam. Mungkin maksud Max hanyalah tugas nya yang akan dibiarkan berlalu karena tidak ada yang ingin membantunya mengerjakan.

Sudahlah, ia lelah sehabis olahraga tadi. Jadi ia memutuskan untuk tidur dulu.

Sementara di bandara, Max baru saja menurunkan koper Sing dari bagasi mobil.

"sebenernya tuh kita mo ngapain di bogor?" Bingung Sing sambil menatap Max.

Sungguh, eskpresi yang sangat lucu untuk Max. Apalagi saat ini ia memakai overall dengan sweater dan juga topi.

Menggemaskan.

"Harit pengen tau banget?" Sing mengangguk. Ia menatap pria yang lebih tinggi darinya itu dengan cermat.

"nanti Harit tau sendiri, udah kuy masuk" ucap Max lalu membawa dua koper miliknya maupun milik Sing sementara Sing merangkul lengannya sambil berjalan.

"Kita berapa lama disana?" Sambil menyerahkan ktp pada pelayan tiket di bandara, Max merangkul Sing dengan gemas tetapi ia tak menjawabnya.

Sing jadi kesal.

"Ih dikacangin anjir" Ucapnya lalu mencebikkan bibirnya membuat Max tertawa gemas.

Astaga lelaki ini!!

"Emang Max ada latihan disana?"

"Engga ada, tapi nanti kita langsung bablas ke Filiphina" jawab Max. Ia lalu mengucapkan terimakasih pada pelayan tiket tadi dan setelah itu ia merangkul Sing sambil membawa kopernya.

"Hah??? Ke Filiphina??" Sing terkejut, bahkan ia sampai berhenti dan menatap Max kesal.

"Loh? Harit gamau? Padahal Max udah pesen tiket loh" ucap Max. Sing menatapnya kesal, lalu kembali merangkul lengan Max dan melanjutkan jalannya.

"Kan kalo gitu Harit bisa siap siap dulu, cari spot tempat bagus buat didatengin, segala Max gak kasi tau Harit sih"

Entah sejak kapan mereka mengubah gaya bicara mereka, tetapi itu terdengar lucu jadi tanpa sadar mereka sudah menggunakannya sejak kemarin.

"Gampang diatur itu mah, nanti di bogor Max mau ketemu kapten bentar di kantor, baru setelah itu kita liburan, oke na??" Sing mengangguk semangat lalu mengangkat tangannya untuk membuat oke sign.

"Okey!!"

Selama perjalanan menuju ruang tunggu, Max kesulitan membawa kedua koper itu, jadi ia meminta Guard nya yang akan ikut itu untuk membawakannya, lalu ia bisa dengan leluasa merangkul Sing.

"Laper gak Harit?" Sing menggeleng kecil, ia lalu menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Max sambil memainkan ponsel yang juga milik Max.

Ia ingin bermain among us disana.

"Nanti aja makan siang nya di Bogor, Harit ngantuk"

"Yaudah, makan disana aja deh" final Max lalu menepuk bahu Sing pelan hingga lelaki kecilnya itu betul betul mengantuk dan tertidur.

Tak lama dari itu, pesawat mereka sudah boarding. Dan saat jam menunjukkan pukul setengah tiga sore, mereka akhirnya sampai di bogor.

" bang ambilin bagasi ya, Gue mo keluar duluan" pinta Max pada kedua Guardnya.

Max akhirnya membawa Sing keluar bandara untuk mencari Guard lainnya yang sudah membawakan mobil miliknya disana.

Namanya juga Max, sengaja menaruh mobil dan Guard di tempat tertentu untuk jaga jaga seperti sekarang ini.

Max memakai celana pendek hitam dengan kaos cokelat mocca polosnya, dan terlihat di rangkulannya ada Sing yang masih setengah terpejam merangkul lengannya.

"Harit mau makan dimana?" Tanya Max sambil mendudukkan dirinya di samping, ia duduk di belakang dengan Sing sementara kedua Guard nya yang lain menaiki mobil khusus dibelakang.

Sungguh tajir sekali.

"Hmm, mau makan di resto seafood, boleh ya?" Tanyanya yang diangguki oleh Max.

"Iyaa, Harit jangan tidur lagi nanti malah pusing" Sing mengangguk lalu membenarkan bajunya yang berantakan itu lalu beralih menatap jalanan kota bogor.

Setelah selesai dengan urusan makan, keduanya segera pergi ke hotel yang ada di dekat bandara. Mengapa kesana? Karena hotel itu di khusus kan untuk para pilot dan juga pramugari bersinggah.

Lagipula mereka hanya dua malam disana, jadi menginap disana pun tak masalah.

"Haaah, Harit kenyaang~" ia merebahkan dirinya di kasur king sized itu sementara Max sibuk memainkan ponselnya.

"Max ngapain?"

"Ntar" jawab Max, lalu tak lama ia meletakkan ponselnya dan menatap Harit yang masih berbaring. Ia tersenyum kecil, membuat Sing terbingung padanya.

Max dengan perlahan menghampiri Sing, lalu ikut berbaring di dekatnya, atau lebih tepatnya setengah menindih Sing.

Saat ini Sing sudah tau bahwa Max memandang sesuatu terhadapnya.

Iapun hanya terdiam. Lama bertatapan, Max terkejut ketika Sing mengecup bibirnya cepat.

Wah, Max tidak perlu khawatir lagi dengan kemungkinan Sing akan menolaknya.

Maka dari itu ia tersenyum kecil, lalu mendekatkan dirinya pada wajah Sing yang imut dan adorable itu.

Ia menatap satu persatu bagian wajah Sing, mulai dari dahinya yang terlihat lucu, mata bulatnya yang seperti tupai, hidungnya yang setengah mancung, lalu pipinya yang gembul sama seperti tupai. Terakhir, bibirnya yang mungil lucu itu membuat Max tak tahan dan segera melahapnya.

Sing sedikit terkejut, tetapi ia langsung menutup matanya, mengalungkan lengannya pada leher Max dan membalas lumatan yang diberikan.

Sementara Max, ia memberikan banyak lumatan pada bibir Sing hingga tanpa banyak buang waktu ia mengetuk bibir Sing meminta izin untuk masuk. Ia melakukannya sambil menangkup wajah Sing.

Sing membuka mulutnya, dengan sigap Max memporak porandakan isinya membuat Sing tanpa sadar melenguh tertahan.

Astaga, tahan Max.

Ciuman mereka sangat dalam dan intens, bahkan air liur turut keluar memeriahkan kegiatan itu. Bunyi kecipak dan lenguhan tertahan Sing membuat Max sudah tidak bisa menahan nya lebih lama lagi.

Sudah 19 tahun ia menunggu hal ini. Hanya dengan orang yang nantinya akan menjadi yang pertama dan terakhir nya.

Ia lalu menggigit bibir atas dan bawah Sing secara bergantian membuat nya membengkak, lalu menurunkan ciumannya ke rahang hingga leher nya.

"A-akh..." rintih Sing saat Max membuat Hickey pertamanya di rahang bawah dan terlihat sangat gelap.

Sing menjambak kecil rambut lembut Max, memejamkan matanya sementara lelaki diatasnya sibuk menjelajahi tubuhnya.

Lidah Max menari dimana mana, bahkan hickey yang dihasilkan sudah sangat banyak dan tak teratur. Sing bisa merasakan hangat dan basahnya lidah Max masih setia menjalar hingga saat ini sudah mencapai dadanya.

Max menghentikannya. Ia terengah begitu juga dengan Sing. Ia menatap lelaki kecil di bawahnya itu, lalu dengan perlahan membuka overall Sing dan menariknya hingga terlepas dari tubuh kecil itu.

"Boleh kan?" Tanya Max. Sing mengangguk dengan terengah, keringatnya mencucur hingga membuat sebagian rambutnya basah, ditambah bibirnya yang membengkak dan juga hickey yang masih sangat baru dan sangat gelap itu membuat Max yakin bahwa kali ini ia tidak hanya melakukan nya sekali saja.

Ia semakin terbakar nafsu, ia lalu menarik kedua tangan Sing agar ia terduduk, lalu menarik sweater nya hingga tanggal.

Kini Sing hanya memakai bokser saja. Max lalu membuka kaosnya, dan kembali merebahkan Sing dan menjelajahi tubuh kecil itu.

Sing hanya bisa terus melenguh dan mengeluarkan suara suara yang Max sukai mulai saat ini, sementara Max sudah menghasilkan banyak sekali hickey di seluruh tubuhnya.

"Nghh..." erang Sing ketika tangan Max menyentuh tonjolan di dadanya.

"Max, pelan, ngiluuu~" ucapnya dengan mata tertutup.

Wajar saja, ini juga yang pertama kali baginya sehingga hormonnya begitu meledak.

Max tertawa kecil, lalu mengelus pinggang ramping milik Sing perlahan.

" iyaa, Harit"

_________________________________________


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C11
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ