Ketika cahaya keemasan dari matahari menyentuh garis cakrawala dan langit malam yang gelap mulai berubah menjadi warna abu-abu pucat, Qianru terbangun dari tidurnya.
Bulu matanya mengayun terbuka saat lengannya terulur untuk merasakan sekelilingnya. Namun ia tidak menemukan apapun. Itu hanya tempat tidur kosong yang dingin menyapanya. Ia mengerutkan dahi, melawan rasa mengantuk yang menempel di matanya dan berusaha untuk memaksa mereka terbuka.
Kedua matanya menatap tempat tidur di sampingnya dan tidak ada siapapun disana.
"Jun?" Suara Qianru serak dan pikirannya mulai bekerja untuk menilai situasinya saat ini.
Ketika pengertian berhasi menghampirinya, ia turun dari tempat tidur, mengabaikan rasa sakit tiba-tiba di kepalanya ketika ia bangun dengan tiba-tiba. Saat ia terhuyung menuju pintu, ia juga menarik jubah dari balik kursi dan membungkus tubuhnya.
Air mata hampir keluar dari kedua matanya.