Tito dirawat di rumah sakit untuk pemeriksaan selama berhari-hari. Karena rencana operasi ditunda, sebelum keputusan akhir, dia pulang ke rumah. Operasi itu terlalu berisiko, tapi Pak Luhut ingin Tito segera sembuh dari penyakitnya. Setiap kali dia melihat ke cermin dan melihat sekilas rambut putihnya, dia selalu ingin segera memanggil Tito ke meja operasi.
Di sisi lain, meskipun Winona belum di ibukota, dia mengirim barang-barangnya satu per satu. Kurir datang bergantian membawa perlengkapan kantor dan barang-barang pribadi Winona yang dikirim dari Manado. Winona meminta Tito untuk membantu mengaturnya. Tetapi suatu hari, ketika Tito menerima kurir, kurir tersebut tidak dapat memasuki perumahan, jadi dia memintanya untuk mengambilnya di depan.
"Ada pos satpam di depan, titipkan saja di sana." Tito berkata di telepon pada kurir itu.
"Itu adalah barang berharga, diasuransikan, lebih baik memeriksanya sendiri."