"Tolong aku." Suara yang terdengar lirih itu memang sangat menyeramkan. Namun Kinanti masih sadar dan mengerti jika suara yang tengah meminta tolong itu adalah suara manusia.
"Tolong aku." Suara itu memanggilnya lagi, padahal dia memastikan di sekelilingnya tapi tak ada orang di sekitar sana.
"Kamu di mana?" tanyanya dengan sedikit takut-takut. Suaranya bergetar, apalagi kini dia tengah melewati jalanan setapak di tengah hutan.
"Aku di sini."
Entah di mana, tapi Kinanti mencoba mencari asal suara. Dan barulah dia terkejut mendapati seorang lelaki yang berlumuran darah sedang terbaring tak berdaya di samping batu.
"Kamu—gak apa-apa? Ah bukan, pasti kamu kesakitan, tunggu sebentar!" seru Kinanti. Dia mencoba untuk berjalan melalui semak-semak yang membuatnya kesulitan untuk menuju tubuh si lelaki.
"Agh." Kinanti merasakan sesuatu menusuk kakinya, sebuah duri dari tanaman menancap di kakinya ketika dia mencoba untuk berjalan.
yuk baca novelku yang lain "Terjerat Cinta Kontrak"