Raga duduk di tepi ranjang, tangannya ia mainkan sembari menunggu Savaira keluar dari kamar mandi.
Antara bimbang, apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya pada Savira atau lebih baik memendamnya untuk sementara waktu. Mengenai masalah hasil tes DNA yang baru ia peroleh tadi sore.
"Kamu mikirin apa?" tanya Savira, dia menghanduki rambutnya yang basah sambil mengamati sikap Raga yang berbeda.
Sejak acara makan malam tadi dia diam, seakan memikirkan sesuatu.
"Sini." Handuk di tangan Savira ia raih, kemudian ia membantu istrinya itu untuk mengeringkan rambutnya.
"Kalo sering-sering enak kayaknya," kekeh Savira. Tetapi Raga malah melamun tidak mendengar apa kata Savira barusan.
Savira menatap pantulan bayangan suaminya dari cermin. Rasanya Raga sungguh berbeda hari ini. lalu Savira membalikkan tubuhnya dan menatap Raga penasaran.
"Kamu kenapa?" Tangannya menangkup kedua sisi wajah Raga, mengamati apakah ada yang salah dengan suaminya itu.