Zen tersadar disebuah tempat dipenuhi dengan tema dunia masa depan yang penuh dengan teknologi yang berkembang sangat maju. Saat ini dia mulai melangkah maju dan melihat sekitarnya.
"Sangat berbeda" gumam Zen yang melihat pemandangan didalam game ini.
Karena ID Zen adalah hasil konversi dari gamenya sebelumnya yaitu Alfheim Online, jadi saat ini dia langsung memasuki game ini tanpa membuat karakter lagi. Dan semua data karakternya sama namun berbeda dengan avatarnya yang saat ini sangat berbeda.
"Hmmm.. aku mencari Sinon atau mencari senjata terlebih dahulu" gumam Zen.
Namun Zen didatangi oleh beberapa orang yang ingin membeli karakternya yang dianggap langka dan dia secepat mungkin untuk meninggalkan tempat itu menuju masuk kedalam kota.
"Irene carikan aku toko senjata" kata Zen.
[Baiklah Kak] kata Irene, lalu sebuah tanda muncul dimini map yang berada di sistem Zen.
Namun sebelum Zen menuju ke toko senjata, dia melihat seorang karakter wanita berambut biru yang sebenarnya dia tidak hendak mencarinya. Zen lalu menuju kearah wanita tersebut dan mencoba menyapanya.
"Halo Nona" kata Zen.
Wanita berambut biru itu hanya menatap Zen dingin sambil melihat penampilan Zen dari atas kebawah.
"Ada apa?" jawabnya.
"Ah.. aku hanya menyapa, dikarenakan aku baru memainkan game ini" kata Zen
"Begitukah, lalu kamu mau kemana?" tanya wanita didepannya itu yang merubah ekspresinya setelah melihat karakter Zen yang tampak seperti perempuan.
"Ah aku mau ketoko senjata. Aku ingin membeli senjata dan mengikuti kualifikasi dari BoB" kata Zen sambil tersenyum.
"Begitu ya, aku juga akan mengikuti kualifikasi turnamen itu. Perkenalkan namaku Sinon" balas wanita tersebut.
"Aku Zen" kata Zen sambil membungkukkan tubuhnya sedikit.
"Nama karaktermu cukup aneh untuk seorang karakter perempuan" balas Sinon.
"Ah, kebetulan karakterku laki – laki. Hanya saja karena IDku merupakan konversi jadinya seperti ini" balas Zen.
Mendengar ini, terlihat jelas perubahan ekspresi wajah dari Sinon yang tidak mengira orang didepannya adalah seorang pria.
"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa diarena pertandingan" kata Sinon sambil beranjak dari tempat itu.
"Ah Baiklah Sinon-san, sampai bertemu lagi" kata Zen sambil melambaikan tangannya.
Sinon yang ekspresinya dingin mulai tersenyum sedikit dan mulai meninggalkan tempat tersebut.
"Baiklah mari kita mencari senjata" kata Zen.
Akhirnya Zen menuju toko senjata untuk membeli senjata yang akan digunakannya untuk bertanding di turnamen tersebut. Sesampainya ditoko senjata, Zen lalu memainkan semua permainan yang dapat menghasilkan banyak uang untuk membeli senjata yang digunakannya.
"Nona, kau sangat pandai memainkan beberapa arcade dan memenangkan semua itu" kata salah satu player.
"Terima kasih" kata Zen meninggalkan kerumunan yang tersebut yang sedang menontonnya menyelesaikan semua arcade untuk mendapatkan uang dari toko senjata tersebut.
Lalu Zen menuju ketempat membeli senjata dan mulai membeli senjata yang diabutuhkan untuk digunakan mengikuti turnamen tersebut. Lalu Zen mulai berfikir, apa yang harus dia beli. Apakah dia harus membeli Lightsaber seperti Kirito atau senjata lain.
"Hm... mungkin aku akan menjadi hitman" kata Zen karena menurutnya lebih seru menjadi hitman.
Lalu Zen mulai memilih sebuah sniper hitam M24 dengan peredam dan tidak lupa sebuah pistol CZ-75 dengan peredamnya dan sebuah pisau lipat takatical.
"Baiklah mari kita berlatih menembak" gumam Zen sambil membawa semua senjata yang dibelinya tadi.
Akhirnya Zen pergi kesebuah tempat pelatihan menembak yang sudah dilengkapi tempat menembak beserta sasaran tembak yang cukup untuk melatih cara Zen menembak.
Zen lalu mencoba mengeluarkan pistolnya dan mencoba untuk mengeker kearah target tembak, namun saat ini dilihat sebuah lingkaran dengan ukuran yang berubah – ubah dilihatnya.
"Jadi bulatan ini titik tembak ya, Irene bisa ajarkan aku mengurangi ukuran lingkaran ini?" kata Zen.
[Seharusnya ini akan mudah Kak, apakah Kakak sudah melupakan pelatihan Kakak tentang pengendalian mana yang membutuhkan fokus, ketenangan dan kesabaran. Kakak bisa menggunakan filosofi tersebut untuk membantu Kakak membidik sasaran tersebut dengan tepat] jawab Irene.
"Baiklah" jawab Zen.
Lalu Zen mulai menghela nafasnya dan mencoba fokus untuk mengeker sasaran didepannya. Lingkaran yang berada divisual Zen perlahan – lahan mulai mengecil hingga menyerupai sebuah titik dan Zen langsung menarik pelatuk dari pistolnya tersebut.
"Psing" suara sebuah tembakan berasal dari pistol Zen yang ada peredamnya.
Namun tubuh Zen setelah menembakan senjata tersebut mulai mundur sedikit akibat hentakan dari senjata tersebut yang digunakannya walaupun sasaran yang dia tembak tepat sasaran.
[Pastikan Kakak mempunyai kuda – kuda yang tepat untuk menahan recoil dari senjata Kakak] balas Irene.
Zen lalu membenarkan kembali posisinya dengan postur tubuh yang mencoba untuk menahan recoil dari senjatanya lalu mulai menembak sasaran kembali. Walaupun awalnya Zen belum terbiasa namun perlahan – lahan dia mulai bisa untuk menembak dengan benar dan tepat sasaran.
Player disekitar Zen yang ikut berlatih menembak disitu, terkagum dengan skill Zen yang saat ini menembak sasarannya dengan tepat dan mengarah ke satu titik saja.
"Baikalah mari kita mencoba sniper kita" kata Zen.
Lalu Zen mulai memilih latihan tembak khusus sniper dan mulai melatih menggunakan snipernya hingga dianggap cukup untuk mengikuti turnamen tersebut.
Setelah puas berlatih senjatanya, Zen akhirnya kembali ke toko senjata tersebut dan membali beberapa smoke grenade dan sebuah teropong untuk membantunya melawan musuh – musuhnya.
Tidak lupa juga dia membeli sebuah setelan pakaian tempurnya dengan sebuah setelan jas lengkap seperti seorang hitman atau pembunuh bayaran. Lalu Zen mulai memasukan semua itu ke penyimpanannya dan mulai menuju ketempat pendaftaran turnamen BoB tersebut.
Akhirnya Zen tiba disebuah gedung tempat pendaftaran turnamen tersebut dan memulai mendaftarkan dirinya sendiri dengan mengisi semua formulir pendaftarannya agar dia bisa mendapatkan hadiah jika dia memenangi turnamen ini.
Setelah selesai mendaftar dia langsung digiring menuju kesebuah ruangan yang dipenuhi oleh beberapa player yang sudah bersiap untuk bertarung di turnamen itu. Zen sendiri lalu menuju kesebuah ruangan untuk memakai semua perlengkapannya.
Zen lalu menggunakan setelan jasnya dan mulai menutupi rambut panjanganya dengan sebuah topi untuk melengkapi penampilannya yang menurutnya keren tersebut.
Setelah dia selesai memakai semua perlengkapannya, dia lalu keluar dari ruangan itu dan mulai melirik sekitar untuk memperhatikan beberapa player disini, lalu matanya tertuju kearah seorang wanita berambut biru dengan pakaian terbukanya.
Zen tanpa pikir panjang langsung berjalan kearah wanita tersebut dan mulai menyapanya.
"Halo lagi Sinon-san"