ngan tunggu lama-lama, Dim. Langsung lamar aja." ucapan Mbak Tri berhasil membuatku tersipu malu. Aku sendiri tidak berani berharap banyak pada Dimas. Aku sadar diri yang sebentar lagi resmi menyandang status janda.
"Doakan aja, Mbak, yang terbaik." ucap Dimas. Aku menangkap ucapan Dimas pun, seolah ia juga tidak ingin memberi harapan.
Setelah banyak bercerita dengan Mbak Tri, aku baru tahu ternyata Juna sempat marah pada Mbak Tri karena tidak memberi tahu keberadaanku. Katanya, Juna berpikir bahwa Mbak Tri berbohong karena mengatakan tidak tahu dimana aku tinggal
, Juna berpikir bahwa Mbak Tri berbohong karena mengatakan tidak tahu dimana aku tinggal.
Setelah lebih dari satu jam ngobrol, kami pun pamit untuk pulang.
"Jangan lupa kasih kabar, apalagi kalau mau naik pelaminan, undangannya harus sampai ke sini." Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan Mbak Tri.