Dor… Dor… Dor…
"Sialan!" gerutu Delice.
Delice sudah menunggu semalaman suntuk dan juga seharian. Tiba-tiba saja ia diberi sebuah hadiah berupa serangan dadakan. Tembakan itu merusak pintu meski tidak meledakkannya.
"Bangsat! Kau mengikatku begini, kalau orang itu menembakku, aku tidak bisa mengelak, bodoh!" maki Clai.
"Kalau kau mati, bukan salahku!" jawab Delice dengan begitu enteng.
Mr. Cro sudah disembunyikan ditempat yang aman bersama para wanita yang menjadi saksi ketika berada di dalam ruangan penuh dosa.
Di dalam gudang, hanya tinggal Delice dan Clai. Mereka berdua bersekutu untuk saling memanfaatkan satu sama lain.
"Brengsek! Lepaskan ikatanku!" pinta Clai.
Delice memegang dagu Clai. Ia membuat Clai menatapnya tanpa berkedip dalam jarak yang begitu dekat.
"Sepertinya aku harus mengajari mulutmu untuk bicara dengan sopan!" ujar Delice.
"Sialan! Ini bukan waktu yang pas untuk membahas itu!"